Mengenal Nihon Hidankyo, Penyintas Bom Nuklir Hiroshima, Penerima Nobel Perdamaian
MERPATI BETERBANGAN di sekitar Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima. Bangunan berkubah itu adalah saksi bisu kejamnya bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat pada 6 Agustus 1945.-KAZUHIRO NOGI-AFP-
“Saya melihat kebiadaban itu. Tubuh-tubuh tergeletak di mana-mana,” ujarnya.
Meski girang setelah menerima hadiah Nobel, Tanaka menyatakan bahwa ancaman perang nuklir masih sangat nyata meski sudah hampir 80 tahun berlalu. “Saya adalah korban, tetapi di masa depan kalian juga bisa menjadi korban,” katanya.
"Saya memikirkan ayah saya ketika mendengar tentang Nobel itu. Tidak sehari pun berlalu tanpa saya mengingatnya. Saya ingin memberi tahu dia tentang penghargaan itu," kata Jiro Hamasumi, pria berusia 78 tahun. Ayahnya tewas ketika sedang bekerja, beberapa ratus meter dari pusat ledakan di Hiroshima.
Hidankyo telah bubar di 11 dari 47 prefektur di Jepang, sebagian karena anggota yang semakin tua. “Ini sulit, tapi saya ingin terus berusaha. Saya tidak ingin Nihon Hidankyo berhenti beraktivitas,” ujar Hamasumi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: