Selamat Bekerja, Presiden Prabowo!
ILUSTRASI Selamat bekerja, Presiden Prabowo!-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kita tahu, ini tak bisa berlangsung lama. Dunia berubah dan kita harus bergerak lebih cepat atau tertinggal dalam debu sejarah.
Ketujuh, deforestasi dan krisis lingkungan. Di tengah rimbunnya hutan tropis yang tersisa, bayang-bayang deforestasi terus menjalar. Angka 3,8 juta hektare hutan yang hilang dalam sepuluh tahun terakhir bukan hanya statistik.
Itu adalah tanda dari luka yang terus menganga –pada bumi, pada iklim, pada kita semua. Menjaga hutan bukan soal romantika belaka. Itu soal kelangsungan hidup, soal masa depan kita di planet ini.
Kedelapan, korupsi dan reformasi birokrasi. Korupsi, kata orang, adalah penyakit yang telah mengakar. Transparency International, dengan dingin, menempatkan Indonesia di peringkat ke-102 dalam hal korupsi global.
Apakah kita sudah terlalu terbiasa dengan berita-berita tentang pejabat yang dipenjara? Apakah kita telah lelah berharap? Mungkin. Reformasi birokrasi adalah janji yang harus ditepati. Ini adalah perjuangan melawan bayangan –korupsi yang tak terlihat, tapi terasa di mana-mana.
Kesembilan, ketimpangan pembangunan daerah. Dari barat ke timur, dari Jawa ke Papua, ketimpangan pembangunan adalah kenyataan sehari-hari. PDRB Jawa jauh melampaui wilayah timur yang kaya sumber daya alam tapi miskin dalam kesejahteraan.
Di mana letak keadilan jika pembangunan hanya berputar di pusat-pusat ekonomi yang sudah mapan, sedangkan wilayah lain tetap dalam kegelapan? Tugas Pak Presiden adalah memperluas cahaya itu, untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang.
Kesepuluh, infrastruktur digital dan konektivitas. Internet telah menjadi panglima di dunia. Semua serba terkoneksi. Namun, kita masih terpecah oleh jarak digital. Hanya 76 persen dari populasi Indonesia yang memiliki akses internet, dengan kesenjangan besar antara kota dan desa.
Revolusi industri 4.0 telah mengetuk pintu kita, tapi masih banyak yang belum siap untuk membuka pintu itu. Di sini, infrastruktur digital menjadi jalan menuju masa depan, dan tugas Pak Presiden adalah memastikan bahwa jalan itu bisa dilalui semua orang, dari Aceh hingga Papua.
Akhir kata Pak Presiden, ini bukan sekadar soal menyelesaikan masalah. Ini soal membangun harapan, mengembalikan kepercayaan, dan menumbuhkan mimpi-mimpi yang telah lama layu.
Sepuluh masalah tersebut seperti bayang-bayang panjang di siang hari, hanya bisa diselesaikan dengan cahaya yang kuat dan langkah yang pasti. Rakyat menanti dan sejarah mencatat.
Apa yang akan Pak Presiden lakukan sekarang akan menentukan siapa kita di masa depan. Sedangkan lima tahun ke depan adalah masa yang sangat singkat.
Selamat bekerja, Pak Presiden! (*)
*)Eko Pamuji adalah dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Surabaya.--
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: