Satwa dalam Rimba Sosial Politik Indonesia

ILUSTRASI Satwa dalam Rimba Sosial Politik Indonesia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
SYAHDAN, pada 15 Mei 2025 Presiden Prabowo Subianto dikunjungi Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Setelah senja turun, Anthony dan rombongan diundang makan malam di Jalan Kertanegara, kediaman Prabowo. Dalam resepsi itu, di sisi meja makan, Prabowo memperkenalkan Bobby, kucing kesayangannya.
Tentu saja Anthony terbahak. Pilihan Prabowo atas satwa (jinak) untuk mengilustrasi ”suasana politik” tentulah tepat. Apalagi, satwa kucing imut yang dijunjung sebagai simbol ketenangan, kesantaian, dan persahabatan. Sebelum kucing, Prabowo sangat bangga dengan kuda-kudanya.
Orang Indonesia memang paling suka menggunakan satwa sebagai simbol interaksi. Presiden Soeharto beberapa kali membanggakan burung beonya (yang pandai menirukan suara manusia) kepada para teman politiknya.
BACA JUGA:Terowongan Penghubung TIJ-KBS Segera Diresmikan, Ada Video Mapping Bertema Satwa
BACA JUGA:Satwa di KBS Enggan Main Air karena Musim Bediding
Presiden Soekarno kadang ditemani anjing Dachshaund kesayangannya kala berjumpa dengan tamu politiknya.
Namun, yang tak boleh dilupa, satwa sebagai simbol interaksi tidak cuma hadir sebagai makhluk lucu dan menghibur seperti Bobby, kuda, burung beo, dan anjing.
Tapi, juga tampil dalam bentuk satwa liar, apalagi ketika itu dipakai sebagai adagium di medan pertempuran politik. Maka, serigala, anjing, bajing, kadal, belut, sampai lintah pun muncul dalam ucapan, gambar, dan tulisan.
BACA JUGA:Wow, Satwa Baru Kebun Binatang Surabaya Sepasang Merak Putih Cantik Siap Sambut Libur Lebaran 2024
BACA JUGA:Kebun Binatang Surabaya Perbanyak Satwa Nokturnal untuk Pikat Pengunjung Malam
Ini jentrengan contohnya. Barisan celeng. Pada 2021, dalam ancang-ancang kandidasi presiden Republik Indonesia 2024, Albertus Sumbogo, wakil ketua DPC PDIP Purworejo, mendadak mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar Pranowo. Padahal, waktu itu PDIP dan Megawati Soekarnoputri belum mencalonkan siapa-siapa.
Kelancangan tersebut direspons gusar oleh Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, ketua DPD PDIP Jawa Tengah. Ia berkata bahwa kader PDIP pendukung Ganjar itu bukan banteng, melainkan celeng.
”Apa pun alasannya, yang mendeklarasikan Ganjar itu adalah barisan celeng,” kata Sumbogo membalas. Ia mengatakan bahwa kepemimpinan Bambang Pacul melahirkan kader bermental bebek.
BACA JUGA:WWF: Populasi Satwa Dunia Anjlok 69 Persen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: