Ini Jawaban Meutya Hafid Terkait Kementerian Kominfo yang Diubah jadi Komdigi oleh Presiden Prabowo

Ini Jawaban Meutya Hafid Terkait Kementerian Kominfo yang Diubah jadi Komdigi oleh Presiden Prabowo

Meutya Viada Hafid yang menjadi Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) di dalam Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran. -disway.id/anisha aprilia-

HARIAN DISWAY - Kementerian komunikasi dan informatika yang awalnya disingkat menjadi (Kominfo) kini berubah nama menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital disingkat (Komdigi).

Nama kementerian ini berubah pada era Prabowo-Gibran. Meutya Hafid sebagai menteri komdigi menjelaskan bahwa perubahan nama singakatan tersebut untuk menjawab tantangan dan menjadi fokus pada digitalisasi.

"Nama kementerianya berubah untuk menjawab tantangan zaman, memang juga menjadi fokus sesuai dengan asa cita pak Prabowo bahwa kita juga akan mentikberatkan kepada digital," ungkap Meutya.

BACA JUGA: Peringati Hari Prangko Sedunia, Kominfo Luncurkan Perangko Seri 150 Tahun UPU

Beberapa sektor juga akan menjadi fokus komdigi selama periode 2024 - 2029, seperti keamanan digital, pemberantasan pinjaman online (Pinjol), ilegal dan juga judi online (judol). Menurut Meutya sektor keamanan perlu diatasi dengan serius.

Karena hal ini juga merupakan pesan masyarakat padanya. Menteri Komdigi ini berjanji akan menciptakan internet ramah anak, dan memberikan rasa aman bagi anak-anak Indonesia dalam mengakses ruang digital.

"Anak-anak bisa terlindungi human trafficking, pornografi anak, kekerasan terhadap anak, itu juga menjadi fokus kita di ruang digital," jelasnya. Di dalam bekerja Meutya dibantu oleh dua wakil menteri Komdigi yang ditunjuk Presiden Prabowo.

BACA JUGA: Peringati Hari Prangko Sedunia, Kominfo Luncurkan Perangko Seri 150 Tahun UPU

Yaitu Nezar Patria dan Angga Raka Prabowo. Untuk bisa menjalankan kinerja itu Meutya akan berkunjung ke Wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) Khususnya di wilayah Indonesia bagian Timur.

Ia benar-benar memastikan bisa mendapatkan koneksi yang cepat dan merata. "Terutama di Timur Indonesia untuk memeriksa bagaimana koneksinya dengan harapan bahwa ke depan kalau kita mau basisnya digital koneksi harus merata," pungkasnya. (*)

*) Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya  Program MBKM Harian Disway

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id