Peringatan Hari Santri, Fahrur Rozi: Pendirian Ponpes Harus Kembali seperti Dulu
Penyerahan santunan oleh Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono, Selasa 22 Oktober 2024.-Martinus Ikrar Raditya-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pelecehan seksual, dan bulying menjadi salah satu permasalahan di pondok pesantren. Peringtan hari santri tahun ini, ditargetkan semua permasalahan tersebut bisa ditekan.
Walau menurut KH Ahmad Fahrur Rozi, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Bululawang, Malang, permasalahan tadi, khususnya pelecehan seksual tidak terjadi di semua ponpes. Hanya di ponpes tertentu saja.
“Sebetulnya, sudah ada bebagai aturan-aturan. Pesantren harus begini dan begitu. Termasuk harus ada pengetatan di berbagai lini,” katanya saat ditemui Harian Disway usai upacara peringatan hari santri di Gedung Negara Grahadi, Selasa 22 Oktober 2024.
Di sisi lain, salah satu penyebab hal itu terjadi karena regulasi pendirian ponpes saat ini lebih longgar. Semua orang dengan mudahnya mendirikan pesantren. Walau, pengasuhnya tidak memiliki kualifikasi mempuni.
BACA JUGA: 50 Ucapan Hari Santri Nasional 2024 Penuh Makna dan Harapan
“Semua orang dengan mudahnya mendirikan pesantren, walaupun belum memenuhi syarat sebagai pesantren. Pengasuhnya juga belum qualified sebagai pesantren,” tegasnya.
“Inilah yang membuat ada banyak kasus yang bermula dari kurangnya pengawasan. Pemerintah tidak bisa lepas tangan. Jadi untuk meminimalisir hal ini harus ada pengetatan-pengetatan,” katanya lagi.
Sementara itu, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan, santri harus melihat berbagai isu strategis di pesantren saat ini. Salah satunya adalah tindak kekerasan, bullying yang dilakukan pengasuh maupun kakak tingkat dan pelecehan seksual.
"Ini semestinya tidak boleh terjadi. Kita terus melakukan sosialisasi bahwa mereka adalah sama. Lembaga pendidikan di pesantren harus sama formal, baik kode etik, aturan maupun juga penerimaan," sebutnya.
BACA JUGA: Hari Santri 2024, Khofifah Serukan Santri Jadi Garda Moral dan Penggerak Inovasi
"Santri bukan hanya menyantri mereka tetapi adalah seorang siswa. Sehingga mereka punya hak memperoleh pendidikan, perlakuan yang adil untuk menyongsong masa depannya jadi lebih baik," imbuhnya.
Masa depan Indonesia ada di pundak para santri. Karena itu diharapkan, Hari Santri 2024 ini juga menjadi momentum untuk memperkuat komitmen para santri dalam merengkuh masa depan dan mewujudkan cita-cita bangsa.
Pun menurutnya, saat ini tantangan santri bukan lagi melawan penjajah. Tetapi melawan kebodohan. Karena itu, mereka juga harus mengikuti perkembangan ilmu teknologi.
"Santri harus bisa menjadi apa saja dan berprofesi apa saja. Santri Jawa Timur harus multitalenta,” tegas Adhy. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: