Dampak Konsumsi Gula Berlebih pada Anak dan Cara Menguranginya

Dampak Konsumsi Gula Berlebih pada Anak dan Cara Menguranginya

Anak yang sudah terbiasa dengan konsumsi makanan dan minuman berpemanis akan menjadi ‘tantrum’ jika asupan gula yang mereka konsumsi dikurangi dengan drastis. --iStockphoto

HARIAN DISWAY - Upaya mengurangi konsumsi gula pada anak harus dilakukan bertahap. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Ir. Ali Khomsan, guru besar bidang  gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Ia mengatakan bahwa anak yang sudah terbiasa dengan konsumsi makanan dan minuman berpemanis akan menjadi ‘tantrum’ jika asupan gula yang mereka konsumsi dikurangi dengan drastis.

Hal tersebut terjadi karena asupan gula berpengaruh terhadap tingkat energi dan suasana hati sang buah hati. Maka, pengurangan asupan gula yang drastis dapat mengakibatkan anak tidak merasa nyaman, menjadi gelisah, dan mudah marah.

BACA JUGA: Ini Deretan Buah yang Bagus untuk Penderita Diabetes, Bikin Gula Darah Terjaga

Sebaiknya, pengurangan asupan gula dilakukan secara bertahap. Hal ini dimaksudkan agar anak secara bertahap dapat beradaptasi dengan asupan gula yang lebih sedikit dari biasanya.

Orang tua disarankan untuk mengurangi takaran gula pada minuman anak sedikit demi sedikit. Selain itu, para orang tua juga disarankan untuk membeli minuman kemasan dengan label ‘less sugar’ atau rendah gula.

Selain mengurangi takaran gula pada minuman sang buah hati, orang tua juga disarankan untuk mengedukasi dirinya tentang gizi. Hal ini dimaksudkan agar orang tua dapat menjadi contoh yang baik dalam penerapan pola makan.

BACA JUGA: Selain Bikin Obesitas hingga Kanker, Waspadai Kelebihan Gula karena Risiko Ini

Karena pola hidup orang tua khususnya ibu dapat berpengaruh terhadp pola hidup anak. Dr. Ir. Ali Khomsan menyampaikan bahwa asupan gula yang proporsional untuk anak sekolah berada di angka 25 gram per hari.

Cara untuk mengetahui porsi gula yang tepat dalam keluarga bisa dilihat dari jumlah gram gula yang dibeli kemudian dibagi seluruh anggota keluarga. Sedangkan untuk minuman dalam kemasan dapat dilihat pada tabel gizi pada kemasan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa anak usia 12-18 tahun yang mengalami diabetes mengalami peningkatan. Dari kurun waktu 2010 hingga tahun 2023 mengalami peningkatan sejumlah 70 persen. (*)

*) Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Peserta Magang Reguler di Harian Disway

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: