Tantangan Internalisasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama
ILUSTRASI tantangan internalisasi nilai-nilai moderasi beragama. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Berdasar beberapa pandangan dari para pemikir dan landasan teologis-normatif tersebut di atas, kita sampai pada kesimpulan bahwa moderasi beragama penting dikedepankan dalam kehidupan keagamaan di negeri tercinta.
Moderasi dipandang sebagai strategi jitu untuk melawan radikalisme sekaligus mewujudkan peradaban global.
Dalam konteks keindonesiaan, moderasi beragama penting sebagai pendekatan untuk mengonter radikalisme sekaligus mengajak kelompok-kelompok keagamaan yang berkarakter radikal bergerak ke posisi tengah (middle position).
Posisi tengahan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak merupakan substansi ajaran moderasi beragama. Para pengkritik moderasi beragama penting memahami bahwa yang dimoderasi sejatinya bukan agamanya. Sebab, agama bersumber dari wahyu, yang tidak mungkin diperluas atau dipersempit.
Yang dimoderasi adalah pemahaman atau penafsiran umat terhadap ajaran agama untuk diselaraskan dengan tantangan zaman.
Pada konteks itulah, nilai-nilai moderasi penting terus disemai agar pada saatnya umat menampilkan wajah beragama yang lebih ramah terhadap keragaman, bukan wajah yang penuh amarah. (*)
*)Biyanto adalag guru besar UIN Sunan Ampel, Surabaya, sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, dan wakil ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: