Tren F&B Series 2025 (2): Dari Plant-Based hingga Pengalaman Kuliner Imersif
ILUSTRASI Tren F&B Series 2025 (2): Dari Plant-Based hingga Pengalaman Kuliner Imersif.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
”Glocalization” atau globalisasi dengan sentuhan lokal merupakan tren yang semakin kuat di industri kuliner. Penggabungan cita rasa internasional dengan bahan-bahan lokal memungkinkan terciptanya menu-menu baru yang unik dan relevan dengan selera konsumen.
Tahun 2025, banyak restoran yang akan menggabungkan teknik memasak modern dengan bahan tradisional lokal untuk menciptakan pengalaman kuliner yang autentik, tetapi berbeda.
Contohnya, makanan seperti ”ramen Betawi” yang menggunakan kuah berbumbu rempah khas Indonesia atau ”pizza rendang” yang menggabungkan cita rasa Italia dengan daging bumbu rendang.
Kreativitas dalam memadukan unsur global dan lokal itu tidak hanya memberikan pengalaman kuliner baru, tetapi juga memperkaya warisan kuliner yang ada.
PENINGKATAN POPULARITAS MINUMAN INOVATIF
Minuman memainkan peran penting dalam industri F&B, dan inovasi di segmen ini tidak kalah pesat jika dibandingkan dengan makanan. Tren minuman pada tahun 2025 akan mencakup berbagai produk, mulai teh spesial, kopi unik, hingga minuman nonalkohol yang diracik seperti koktail.
Minuman tanpa alkohol yang dibuat dengan teknik yang sama dengan pembuatan koktail (mocktails) makin populer, terutama di kalangan konsumen muda yang menginginkan pengalaman sosial tanpa alkohol.
Selain itu, infused water dengan berbagai rasa dan minuman yang terbuat dari bahan alami seperti jahe, bunga telang, dan kunyit akan menjadi pilihan yang makin diminati. Di Indonesia, minuman berbahan alami itu sangat berpotensi lantaran kekayaan rempah dan bahan herbal yang dimiliki.
Pengembangan produk minuman inovatif yang berbasis bahan lokal dapat menjadi strategi yang efektif untuk menarik perhatian konsumen.
SIMPULAN
Tren menu F&B menuju tahun 2025 mencerminkan perubahan besar dalam preferensi konsumen yang makin mengutamakan kesehatan, keberlanjutan, dan pengalaman kuliner yang unik. Pelaku industri harus bersiap untuk berinovasi, baik dalam pengembangan produk, penerapan teknologi, maupun strategi keberlanjutan.
Dengan mengikuti tren tersebut, bisnis F&B di Indonesia tidak hanya dapat mempertahankan relevansi, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi konsumen dan lingkungan. (*)
*)Irra Chrisyanti Dewi adalah staf pengajar Fakultas Pariwisata, Universitas Ciputra Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: