Diskusi Biennale Drawing Aksera Menggali Sejarah dan Makna Gambaran
Moderator Bramantijo (kiri) dan narasumber Prof Djuli Djatipambudi saat diskusi di Briennale Drawing Aksera. -Dinar Mahkota Parameswari-
Prof Djuli Djatipambudi menjelaskan apa itu gambar dan sejarahnya di Indonesia-Dinar Mahkota Parameswari-
"Perupa-perupa sudah tidak lagi punya minat untuk belajar. Apalagi adanya tsunami informasi yang isinya tidak tervalidasi dengan baik," jelasnya. Menurutnya selain perupa ada faktor lain yang harus bisa membatasi informasi-informasi itu.
Faktor tersebut adalah peran kurator yang harus mendalam dalam mengorek sebuah karya. Ia membandingkan kurator sekarang yang sangat mudah berhubungan dengan seniman.
BACA JUGA:4 Film Seni Rupa Kontemporer Ini Menelisik Keindahan dan Kritik Sosial
Sebab itu, kurator sekarang tidak mendalam untuk mengenal seniman dan karya seninya. Dahulu kurator harus menyambangi satu-persatu rumah seniman. Kurator secara mendalam bisa mengorek informasi dari sang seniman.
"Dengan adanya Biennale Drawing Aksera, harusnya karya seni bisa diulik secara mendalam," harapnya. Agar nanti berbagai jenis seni bisa terjelaskan sesuai dengan ranahnya.
Apalagi pengarsipan dan dokumentasi perihal seni di Indonesia masih kurang, dan Biennale Drawing Aksera bisa menginisiasi hal itu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: