Comeback Bersejarah

Comeback Bersejarah

DONALD TRUMP dikelilingi keluarganya saat menyampaikan pidato kemenangan di Palm Beach, Florida, 6 November 2024.-JIM WATSON-AFP-

YA, siapa pun yang menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) kali ini akan mencetak sejarah. Dan kali ini, sejarah tersebut berpihak pada Donald Trump. Taipan berusia 78 tahun itu mengalahkan Kamala Harris.

Trump sendiri sudah mengeklaim kemenangan tersebut, Rabu siang WIB, 6 November 2024. Ia menyebutnya sebagai ’’kemenangan dahsyat.’’

Selain dahsyat, kemenangan itu memang bersejarah. Ini untuk kali pertama ada presiden yang menjabat dua kali dalam periode yang tidak berurutan. Sebelumnya, Trump adalah Presiden AS periode 2016-2020. Setelah itu, ia keok melawan Joe Biden pada pemilu 2020.

’’Kemenangan luar biasa ini akan membuat Amerika kembali hebat (make America great again),’’ katanya. Pendukung yang memenuhi kantor pemenangannya di Florida langsung bersorak.


UCAPAN SELAMAT untuk Donald Trump terpasang di salah satu gedung di Jerusalem, 6 November 2024.-AHMAD GHARABLI-AFP-

Euforia memang terasa. Meskipun pidato kemenangan itu digelar saat hanya Fox News yang menyebut Trump sebagai jawara.

Dengan percaya diri, Trump tampil di panggung dengan istrinya, Melania, dan beberapa anaknya. Ia melangkah ditingkahi sorak-sorai pendukung, ’’USA! USA!’’

’’Kita mencetak sejarah! Dan kita akan membuat negeri ini sehat kembali,’’ ujar Trump.

Dan seperti diperkirakan, Trump menyebut kasus penembakannya sebagai sesuatu yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. ’’Banyak orang bilang, Tuhan pasti punya alasan hingga nyawa saya diselamatkan,’’ ucapnya.

Di dalam pidato kemenangannya, Trump juga menyebut beberapa tokoh kunci di balik kemenangannya. Salah satunya adalah Elon Musk, orang terkaya di dunia. Trump menyebut bos X dan Tesla itu sebagai bintang baru di jagat perpolitikan Amerika Serikat.


DUA PENDUKUNG Kamala Harris berpelukan sembari memandangi panggung kosong di Aria Resort & Casino, 5 November 2024. Mereka meratapi kekalahan Kamala Harris.-ETHAN MILLER-GETTY IMAGES VIA AFP-

Kelegaan Trump memang beralasan. Jajak pendapat selama berminggu-minggu menunjukkan persaingan yang sangat ketat. Trump dan Harris seperti terus menerus seimbang.

Dengan kemenangan itu, Trump mencetak beberapa rekor. Ia sudah dua kali melewati upaya pemakzulan. Semuanya gagal. Ia juga akan menjadi presiden tertua saat pelantikan. Ia adalah peresiden pertama yang pernah menjadi terpidana. Dan presiden kedua dalam sejarah yang menjabat dua kali dengan jeda masa jabatan.

Trump bahkan tampaknya memenangi suara populer. Itu sesuatu yang tidak pernah ia capai. Misalnya kemenangannya pada 2016 maupun kekalahannya pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: