Dua Wanita Gagal Taklukkan Donald Trump
ILUSTRASI dua wanita gagal menaklukkan Donald Trump. Mereka adalah Hillary Clinton dan Kamala Harris. Trump kini kembali menghuni Gedung Putih.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BUKAN tentang Donald Trump yang dikenal flamboyan. Melainkan, tentang politik. Partai Demokrat sepertinya tidak mau belajar dari kesalahan di masa lalu.
Pernah gagal pada Pilpres 2016 saat mengusung Hillary Clinton, Partai Demokrat kali ini kembali gagal mendudukkan Kamala Harris sebagai kepala eksekutif tertinggi pemerintahan Amerika Serikat (AS).
Kemenangan Trump kali kedua ini memunculkan kembali pertanyaan sosiologis, benarkah budaya AS sangat patriarki dan masyarakatnya cenderung male chauvinist?
BACA JUGA:Trump Si Houdini Politik
BACA JUGA: Trump Unggul, Demokrat Muram dan Gelisah
PRESIDEN TERPILIH
Donald Trump kembali ke Gedung Putih. Meraih 277 suara elektoral, kandidat presiden dari Partai Republik itu sukses mengalahkan kandidat Partai Demokrat Kamala Harris yang meraih 224 suara.
Hingga tadi malam, pukul 20.30 WIB, masih ada tiga negara bagian yang masih dalam proses penghitungan suara. Yaitu, Arizona (11 suara elektoral), Nevada (6 suara), dan Michigan (15 suara). Namun, hasil dari tiga negara bagian tersebut tidak berpengaruh sama sekali.
Setelah sempat bersaing agak ketat hingga penghitungan di 35 negara bagian, kemenangan Trump di Negara Bagian Pennsylvania (19 kursi) menjadi game changer dalam pilpres AS tahun ini.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Siap Ukir Sejarah, Trump Dulang 266 Suara, Harris 195 Suara
BACA JUGA:Bayi Kuda Nil Moo Deng di Thailand Ramal Donal Trump Bakal Menang di Pilpres AS
Perolehan suara Trump menembus batas psikologis untuk bisa dinyatakan menang: 270 suara. Selain meraih kemenangan elektoral, Trump meraih popular vote lebih tinggi dengan selisih 5 juta suara.
Peta persaingan Trump dan Harris tidak banyak berbeda dengan Pilpres 2020, saat Trump kalah oleh Joe Biden. Peta di beberapa negara bagian dengan suara elektoral besar tidak berubah. Misalnya, Texas (40 suara/Republik) dan California (54 suara/Demokrat).
Peta persaingan yang berubah, antara lain, Pennsylvania dan New York yang bergeser dari Partai Demokrat (Pilpres 2020) ke Partai Republik (Pilpres 2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: