Mengenal Wayang Beber, Warisan Leluhur dalam Pekan Wayang Jawa Timur 2024
Suasana ruang pameran Wayang Beber di lantai dua Galeri Prabangkara saat Pekan Wayang Jawa Timur (PWJ), UPT. Taman Budaya.-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Di ruang pameran berlatar kain hitam, beragam wayang dipamerkan. Salah satunya wayang beber. Pameran itu dalam rangka Pekan Wayang Jawa Timur yang digelar di Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Genteng Kali, Surabaya. Digelar sejak 6 hingga 8 November 2024.
Harian Disway mengunjungi pameran tersebut pada 7 November. Ruang pameran itu berada di sisi kanan lantai dua. Sedangkan ruang kiri berisi wayang beber yang dipamerkan oleh Sanggar Lung Pacitan. Salah satu wayang beber yang dipamerkan adalah visual klasik berkisah tentang lakon Jagong Putri Boyongan.
Lakon tersebut bercerita tentang kehidupan pasca perang dari tokoh Putri Sabrang. Setelah Raden Klana Sewandono dikalahkan oleh Tawang Alun, ia dibawa ke kerajaan Kediri untuk menjadi Putri Telukan.
Warna yang dipakai untuk melukis kisah itu adalah merah, hijau, kuning dan biru. Lukisan itu nampak sederhana, tetapi banyak detail kecil yang menambah sisi artistiknya. Misalnya, kebaya dengan motif-motif menarik yang dikenakan Putri Sabrang dan selir-selirnya.
BACA JUGA:Khofifah Nonton Ki Raden Akbar di Nganjuk, Menggugah Cinta Wayang di Kalangan Generasi Muda
BACA JUGA:5 Jenis Wayang Indonesia, Tradisi dengan Nilai Filosofis Tinggi
Terdapat display pertunjukan Wayang Beber di lantai dua Galeri Prabangkara, UPT. Taman Budaya.-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
Motif-motif bunga dalam kebaya itu dilukis dengan detail. Ukuran bunga dan sulur motif kebaya itu sekitar satu sentimeter. Meski begitu, guratannya tampak rapi dan tertata.
Semua wayang beber yang ada di sana dilukis dengan berbagai cerita-cerita dari kepahlawanan Jawa Timur. Wayang-wayang beber itu menyimpan berbagai kisah legenda dan mitos dari kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di Jawa Timur. Bisa dibilang wayang beber adalah arsip kisah masa lalu.
Wayang beber diyakini sudah ada sejak era kerajaan Hindu-Buddha di Jawa, sekitar abad ke-12 hingga ke-14.
Pada masa itu, wayang beber digunakan sebagai media penyebaran ajaran agama dan nilai moral. Juga sarana hiburan bagi kalangan bangsawan maupun rakyat biasa.
BACA JUGA:Hari Wayang Nasional 7 November, Mari Simak Ulang Filosofi dan Sejarah Wayang
BACA JUGA:8 Ucapan Untuk Meriahkan Hari Wayang Nasional 7 November 2024
Pemberian warna pada wayang beber oleh Febri Indra Hermawan dari Sanggar Lung Pacitan di pameran wayang, Pekan Wayang Jawa Timur (PWJ), UPT. Taman Budaya.-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: