Sudut Pandang Encoding Decoding Stuart Hall: Unggahan Omakase Erina Gudono dan Respons Netizen

Sudut Pandang Encoding Decoding Stuart Hall: Unggahan Omakase Erina Gudono dan Respons Netizen

ILUSTRASI Sudut Pandang Encoding Decoding Stuart Hall: Unggahan Omakase Erina Gudono dan Respons Netizen -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Gaya Mewah Erina Gudono dan Kaesang Pangarep di Amerika Jadi Sorotan Netizen: Roti Rp 400 Ribu dan Stroller Rp 21 Juta

BACA JUGA:Misi Budaya Kaesang-Erina

Selain kode budaya yang memiliki level makna berbeda, Hall menegaskan bahwa ketika encoder mengirimkan pesan untuk diterima decoder, encoder tidak bisa menjamin pihak decoder akan menerima makna pesan yang sama dengan yang diinginkan encoder

Hall menyebutnya dengan istilah no necessary correspondence.  Oleh karena itu, untuk lebih menjelaskan varian pesan yang bisa dibentuk decoder, Hall mengusulkan tiga posisi decoder

Posisi yang pertama adalah posisi hegemoni dominan, yaitu posisi decoder yang menyetujui pesan yang disampaikan encoder atau memiliki pemaknaan yang sama dengan encoder

BACA JUGA:Hati-Hati Undangan Pernikahan Palsu Kaesang-Erina di Jadinikah.co

BACA JUGA:Mau Nikah, Erina Gudono Enggak Deg-degan

Posisi kedua adalah posisi negosiasi, yakni decoder menyetujui pesan yang disampaikan encoder sekaligus memiliki pemaknaan sendiri terhadap pesan tersebut. 

Terakhir, yaitu posisi oposisional. Decoder memiliki pemaknaan yang jauh berbeda dari pesan encoder.  

Lalu, bagaimana respons netizen terhadap unggahan Erina? Ada di posisi mana saja mereka jika dilihat dari teori encoding decoding Stuart Hall? 

Well, netizen Indonesia adalah netizen dengan ingatan yang kuat dan kritis karena mengaitkan unggahan omakase di bulan Oktober dengan unggahan Erina tentang perjalanannya dengan jet pribadi ke Amerika Serikat bulan Agustus lalu.  

Berikut adalah respons dari beberapa netizen yang berada dalam posisi oposisional yang menanggapi unggahan tersebut dengan pemaknaan yang sepenuhnya berbeda. 

Dear mbak Erina Gudono, kirain hiatus kemarin itu adl cara mba untuk reflect ke apa yang terjadi, dengan harapan mba kembali dengan versi terbaik mba. Ternyata kita cuma diprank. Dunia kita ini kerjanya cuma short-term. Hilang sebentar juga ntar udah lupa. Akhirnya balik2, lgsg update bawa omakase ke RS. Ternyata masih sama…..” (akun thread mor**********)

Unggahan kebahagiaan Erina yang mendapatkan hadiah pelayanan omakase dari suaminya justru direspons sebagai flexing part 2 oleh netizen di atas. 

Akun thread mor********** mengira bahwa hiatus (menghilangnya Erina dari media sosial) adalah upaya Erina untuk memperbaiki diri setelah sebelumnya dikritik karena unggahannya di instastory yang memamerkan roti seharga 400 ribuan, kereta bayi seharga puluhan juta, dan perjalanan dengan jet pribadi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: