Percepat Transisi Energi, Perusahaan Green Energy Didorong untuk IPO

Percepat Transisi Energi, Perusahaan Green Energy Didorong untuk IPO

Salah satu proyek PLTS yang dikerjakan PT Xurya-PT Xurya-

Ernst and Young (EY) Indonesia memprediksi IPO dari sektor energi terbarukan akan ditunggu seiring dengan meningkatnya minat pasar. Dalam 5 tahun terakhir, ada beberapa IPO yang sukses dari perusahaan energi terbarukan, termasuk PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Harga saham perusahaan-perusahaan tersebut telah meningkat setidaknya 30 persen sejak penawaran perdana hingga 30 September 2024. Sebagai contoh, sejak IPO pada 2 September 2019 hingga 30 September 2024 harga saham KEEN sudah naik 15,25 persen. Harga saham ARKO sudah melonjak 244,64 persen sejak IPO pada 8 Juli 2022 hingga 30 September 2024.


Kincir angin milik Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Sidrap, Sulawesi Selatan.-Berita Satu-

Emiten energi terbarukan juga membukukan pertumbuhan laba bersih pada kuartal III/2024. Laba BREN senilai USD 86,05 juta atau tumbuh 1,87 persen YoY, laba PGEO naik 0,36 persen YoY menjadi USD133,99 juta. Laba KEEN naik 0,94% persen YoY menjadi USD12,82 juta. EY Indonesia menyampaikan, emiten energi terbarukan juga membukukan pertumbuhan kinerja setelah mendapatkan dana dari pasar modal.

Tentu, kata Fabby perusahaan yang akan IPO harus memiliki portofolio bagus, project pipeline, prospek bisnis, manajemen tertata, dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Kemudian, laporan keuangan telah diaudit oleh kantor akuntan publik (KAP) yang kredibel. "Ini akan membuat investor percaya dan tertarik untuk memiliki sahamnya. Oleh sebab itu, perusahaan yang ingin IPO harus sejak awal mulai mengikuti standar-standar GCG," ujarnya.

Tanpa akselerasi, akan sulit bagi Indonesia untuk mencapai target karbon netral (net zero emission) pada 2060 atau target bauran energi bersih 23 persen pada 2025 dan 40 persen pada 2030.

BACA JUGA:Akhiri Puasa Gelar, Putri Kusuma Wardani Juara Korea Masters 2024

BACA JUGA:Gibran Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan di TMP Kalibata

Presiden Prabowo Subianto setelah pelantikan menyampaikan komitmen untuk swasembada energi termasuk pengembangan energi terbarukan. Kemudian, Kementerian ESDM menyatakan, dalam RUPTL 2025 – 2035 target bauran energi bersih minimal 60 persen. Hal ini juga diperkuat dengan komitmen PT PLN (Persero) untuk melibatkan swasta dalam pembangunan pembangkit EBT dengan kontribusi hingga 60 persen.

Indonesia juga memiliki potensi sumber energi terbarukan yang besar. Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi surya 3.295 gigawatt (GW), hidro 95 GW, bioenergi (biogas dan biomassa) 57 GW, bayu (angin) 155 GW, arus laut 60 GW, geotermal 24 GW sehingga total 3.686 GW. Sementara pemanfaatan energi bersih 12,54 GW per 2023. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: