Museum WR Soepratman, Saksi Bisu Hari Terakhir Sang Komposer

Museum WR Soepratman, Saksi Bisu Hari Terakhir Sang Komposer

Prasasti Indonesia Raya 3 Stanza yang ada di makam WR Soepratman, Surabaya. WR Soepratman merupakan pahlawan nasional yang punya tempat di hati warga Surabaya.-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

Menurutnya, keberadaan replika biola itu sangat penting untuk menginspirasi pengunjung, terutama anak-anak muda. "Meskipun ini bukan yang asli, setidaknya mereka bisa membayangkan bagaimana bentuk biola yang dimainkan oleh WR Soepratman saat menciptakan lagu Indonesia Raya."

BACA JUGA:Hari Pahlawan dan Dies Natalis Unair Ke-70


Tampak depan Museum Wr. Soepratman di Jl. Mangga No. 21, Tambaksari, Surabaya.-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

Museum tersebut juga merupakan rumah tempat WR Soepratman meninggal. Arif menjelaskan, "Rumah ini menjadi saksi bisu atas hari-hari terakhir WR Soepratman. Beliau wafat di sini. Di rumah ini."

Meskipun sederhana, museum itu dikelola dengan baik oleh pihak Pemerintah Kota Surabaya. "Beberapa waktu lalu, kami baru saja selesai merenovasi beberapa bagian bangunan yang mulai rusak. Kami ingin memastikan museum ini terus terjaga dan dapat dinikmati oleh pengunjung," ungkapnya.

Sayangnya, Arif mengakui bahwa kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menghargai jasa para pahlawan semakin menurun. Itu tampak pada kegiatan kunjungan ke museum tersebut yang semakin jarang. 

BACA JUGA:Ini Pesan Khofifah Untuk Para Pemuda di Peringatan Hari Pahlawan

"Kami harus terus berusaha menginspirasi dan mengedukasi masyarakat. Terutama anak-anak muda. Supaya mereka tidak melupakan sejarah dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kepahlawanan," ungkapnya.

Ahmad Zaki Yamani, pegiat sejarah dari komunitas Begandring Soerabaia, memberikan pandangannya tentang bagaimana Surabaya memperlakukan pahlawan-pahlawannya. Menurutnya, pemerintah Kota Surabaya telah melakukan beberapa upaya untuk memelihara warisan sejarah. Juga menghidupkan kembali nilai-nilai kepahlawanan. 

Misalnya, dengan menggelar berbagai acara-acara sejarah untuk mengenang heroisme dan sosok para pahlawan. Juga pameran-pameran terkait sejarah. Upaya menjaga warisan sejarah itu dinilai penting. Mengingat Surabaya yang dikenal sebagai Kota Pahlawan. 

BACA JUGA:Gibran Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan di TMP Kalibata


Museum Wr. Soepratman di Jl. Mangga No. 21, Tambaksari, Surabaya. Museum itu mudah dikenali karena terdapat patung Wr. Soepratman di bagian depan.-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

Namun, baik Zaki maupun Arif sepakat bahwa perlu adanya perubahan sikap dari masyarakat. Zaki mengatakan, “Memelihara sejarah itu bukan hanya tugas pemerintah. Masyarakat juga harus aktif,” ujarnya. 

Menurut Zaki, kerja sama antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat luas sangat penting. Agar ikon budaya tetap hidup dan dihargai di Kota Pahlawan. "Ini tanggung jawab kita semua," ujarnya.

Semangat patriotisme dan kebanggaan terhadap tanah air itulah yang harus terus dipupuk. Arif juga menyampaikan harapannya agar situs-situs bersejarah tetap dilestarikan dan lebih dikenal, bahkan hingga ke mancanegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway