Rumah HOS Tjokroaminoto dan Abadinya Spirit Kebangkitan Nasional

Rumah HOS Tjokroaminoto dan Abadinya Spirit Kebangkitan Nasional

Museum Rumah H.O.S Tjokroaminoto di kawasan Peneleh. Museum itu menyajikan tampilan otentik rumah yang perna menjadi tempat kos Sukarno ketika muda.-Martinus Ikrar Raditya-HARIAN DISWAY

Memang, Tjokroaminoto dikenal sebagai guru bangsa, membimbing tokoh-tokoh muda yang kelak memainkan peran besar dalam perjuangan bangsa. Salah satunya adalah Sukarno. Pemuda itu akhirnya dikenal sebagai proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Republik Indonesia.

Selain foto-foto dan informasi sejarah, rumah tersebut juga memiliki koleksi pakaian yang pernah dikenakan oleh Tjokroaminoto. Juga oleh Sukarno. Pajangan pakaian tersebut memberikan gambaran nyata kepada pengunjung tentang sosok mereka di masa itu. 

BACA JUGA:Karnaval Hari Pahlawan di Great Crystal School, Ajak Generasi Muda Menggali Nilai Kepahlawanan dan Budaya

Lantai dua rumah itu memiliki daya tarik tersendiri karena di sinilah kamar yang dahulu ditempati oleh Soekarno muda ketika menumpang kos.

Kamar itu ditata sedemikian rupa untuk menciptakan suasana seperti pada masa Sukarno masih tinggal di sana, belajar, dan menyerap nilai-nilai perjuangan dari sang guru, Tjokroaminoto. Rumah itu juga menyimpan cerita cinta. Saat Sukarno menjalin asmara dengan Oetari, putri sulung Tjokroaminoto.

Ya, rumah itu kini menjadi simbol dari semangat kebangsaan yang tak lekang oleh waktu dan tempat untuk mengenang jasa para pejuang.

BACA JUGA:Sambut Hari Pahlawan, SMA Cita Hati Surabaya Gelar Veteran Day


Foto bersama penumpang bus Surabaya Sight Seing and City Tour (SSCT) di depan Museum Rumah H.O.S Tjokroaminoto.-Martinus Ikrar Raditya-HARIAN DISWAY

Ahmad Zaki Yamani, anggota komunitas Begandring Soerabaia, mengungkapkan Surabaya sebagai Kota Pahlawan menghadapi tantangan dalam menghargai jasa pahlawan.

“Meski banyak pejuang pertempuran Surabaya yang kini sulit ditemukan, pemerintah terus menjaga nilai patriotisme melalui acara-acara seremonial seperti ziarah dan upacara Hari Pahlawan,” ujarnya. “Namun, upaya ini membutuhkan dukungan dari seluruh warga agar lebih bermakna,” tambahnya. 

Ia juga mengatakan bahwa sikap masyarakat juga penting dalam menghormati pahlawan. Pemerintah dan komunitas seperti Begandring Soerabaia telah berupaya membangun semangat juang. Tetapi, itu harus dilakukan dengan kolaborasi besar. Sehingga, pemerintah, akademisi, swasta, dan media bisa turut ambil bagian.

BACA JUGA:Gedung Cak Durasim, Kenang Semangat Juang Seniman Ludruk Era Kolonial

Aktivitas itu bisa diwujudkan, misalnya, dengan mengembangkan wisata sejarah di Surabaya. Agar gelar Kota Pahlawan di Surabaya benar-benar menemukan wujudnya.(*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Airlangga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: