Pasangan di New York Ubah Townhouse Jadi Rumah Impian

Pasangan di New York Ubah Townhouse Jadi Rumah Impian

Fasad batu cokelat yang telah dilucuti oleh pemilik sebelumnya, telah dipasang kembali oleh pemilik baru.-Nick Glimenakis-The New York Times

Di dalam rumah, Kim memutuskan untuk membuka banyak dinding untuk menciptakan ruang terbuka yang lebih luas. Meskipun begitu, beberapa elemen asli yang masih ada dipertahankan, seperti trim kayu asli di sekitar jendela dan tiang tangga yang dipulihkan setelah lapisan cat lama dibersihkan.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Model Pintu untuk Generasi Muda

Lantai utama rumah dirancang dengan ruang tamu dan ruang makan terbuka yang menyatu dengan dapur. Sebagai titik fokus di ruang tamu, Kim merancang perapian dengan mantel marmer Calacatta Capraia yang kokoh dan menambahkan lampu-lampu kontemporer dari perusahaan lokal. 

Di ruang powder room, pasangan itu bekerja sama dengan seniman Mark Joshua Epstein untuk menciptakan mural dengan tema warna merah muda dan aqua.

Di bagian belakang rumah, Kim mendesain sebuah dinding jendela baja hitam dan kaca yang mengarah ke dek baru. Di luar, Morrison merancang taman yang eksperimental dengan tanaman tahunan, area makan dengan beton dan kerikil, serta pohon columnar hornbeam untuk memberikan privasi.

BACA JUGA:5 Ide Meja Belajar dan Meja Kerja yang Fungsional dan Stylish untuk Ruang Kecil

Pada lantai dua, Kim merancang suite utama dengan pintu geser antara kamar tidur, lemari walk-in, kamar mandi, dan kantor rumah, yang memberikan pemandangan terbuka dari depan ke belakang rumah. Di lantai atas, mereka menambahkan ruang keluarga dan kamar tidur untuk Sam.

Proses renovasi itu memakan waktu yang cukup panjang. Meskipun tantangan administratif sempat memperlambat proses, dengan banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi dari pihak kota, konstruksi akhirnya bisa dimulai pada Juni 2021 dan selesai setahun kemudian dengan biaya sekitar 1,5 juta dolar.

Sejak pindah ke rumah baru mereka, keluarga itu mulai mengisi ruang-ruang kosong dengan furnitur dan barang-barang koleksi yang memiliki makna khusus.


Hallie Morrison dan Seth Frader-Thompson merenovasi rumah batu cokelat di Fort Greene, Brooklyn, dengan bantuan arsitek Jane Kim.-Nick Glimenakis-The New York Times

BACA JUGA:8 Tips Efektif Menata Kamar untuk Ruangan Kecil agar Tampak Luas dan Nyaman

Seperti kursi-kursi yang didesain ayah Morrison yang kini diproduksi kembali oleh perusahaan furnitur Knoll, serta gambar-gambar karya ibunya yang seorang seniman.

Kini, setelah merenovasi rumah tersebut, keluarga itu merasa bahwa mereka memiliki ruang yang lebih luas dan nyaman untuk hidup sehari-hari. “Pola hidup dasar kami tidak berubah sejak sebelum pandemi,” kata Frader-Thompson. 

“Tetapi kini kami memiliki lebih banyak ruang untuk membangun komunitas yang lebih besar. Rumah ini menjadi tempat yang baik untuk mengadakan acara besar maupun kecil,” tambahnya.

BACA JUGA:5 Model Lemari Baju Kekinian untuk Anak Gen Z yang Rapi dan Estetik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: the new york times