Bagaimana Perubahan Cara Berkendara Menunjukkan Risiko Alzheimer?
Potret seseorang sedang mengedarai mobil. Dengan berpatokan pada usia dan data GPS ilmuwan dapat mendeteksi seseorang menderita Alzheimer Praklinis--Freepik.com
HARIAN DISWAY - Cara berkendara seseorang akan berubah seiring bertambahnya usia. Namun, bagi sebagian orang, perbedaan kecil muncul dalam cara mengendalikan kendaraan. Peneliti menganalisa cara berkendara tersebut terkait tahap awal penyakit Alzheimer.
Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku.
Sebuah percobaan pernah dilakukan untuk mengetahui apakah perbedaan cara berkendara tersebut dapat dilacak dengan perangkat pelacak seperti GPS. Percobaan itu dilakukan terkait cara berkendara individu berusia di atas 60 tahun selama satu tahun.
BACA JUGA:6 Manfaat Diet Mediterania Bagi Kesehatan, Bisa Cegah Diabetes Sampai Alzheimer
Studi yang dilakukan oleh DRIVES di Universitas Washington dan dipimpin oleh Catherine Roe dan Ganesh Babulal tersebut mengungkapkan bahwa setengah dari partisipan mengidap penyakit Alzheimer tahap awal.
Dari penelitian tersebut, peserta yang menderita Alzheimer praklinis cenderung mengemudi lebih lambat. Melakukan perubahan yang tiba-tiba dan jarang bepergian pada malam hari.
“Cara orang bergerak dalam lingkungan sehari-harinya, mulai dari tempat yang mereka kunjungi hingga cara mereka berkendara, dapat memberi tahu kami banyak hal tentang kesehatan mereka,” kata Sayeh Bayat, kandidat PhD di Universitas Toronto yang memimpin penelitian tersebut.
BACA JUGA:Konsumsi Gula yang Tepat, Hasilkan Energi Maksimal untuk Pelari
--Youtube @TED-Ed
BACA JUGA: Mengenal Sindrom Asperger, Fakta Penting yang Perlu Anda Ketahui
BACA JUGA: 6 Manfaat Diet Mediterania Bagi Kesehatan, Bisa Cegah Diabetes Sampai Alzheimer
Para peneliti yang menjalankan penelitian tersebut sebelumnya mengelompokkan partisipan menjadi dua kelompok. Satu kelompok berisi partisipan penderita Alzheimer praklinis. Kelompok lainnya berisi non penderita alzheimer.
Dengan menggunakan hasil data berkendara, peneliti dapat merancang sebuah model yang dapat menyiratkan kemungkinan seseorang mengidap alzheimer praklinis. Hanya dengan menggunakan usia dan data GPS, diperoleh hasil akurat sebesar 86 persen.
“Dengan menggunakan beberapa indikator itu, Anda benar-benar dapat, dengan keyakinan yang sangat tinggi, mengidentifikasi apakah seseorang memiliki penyakit Alzheimer praklinis atau tidak,” ungkap Sayeh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: