Upah Naik, Kriminal Akan Turun
ILUSTRASI upah naik, kriminal akan turun. Presiden Prabowo Subianto menaikkan upah minimum nasional 6,5 persen mulai 2025.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Gaji naik-makan gratis adalah impian semua orang. Presiden Prabowo Subianto menaikkan upah minimum nasional 6,5 persen mulai 2025. Sejalan dengan makan siang gratis seluruh pelajar, ditambah lagi: Para perempuan hamil. Semula sudah ada sekolah gratis, bansos, dan sejenisnya. Maka, orang Indonesia hidup dalam kandungan sampai mati dalam kegratisan.
ITU bukan kampanye, melainkan sudah dilakukan Presiden Prabowo. Malah, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengusulkan agar upah minimum naik 6 persen saja. Namun, Prabowo menambahi 0,5 persen lagi. Diberi bonus.
Pernyataan itu diumumkan Prabowo dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 29 November 2024.
Tulisan ini bukan tentang puja-puji Prabowo. Bukan ke situ. Sebagai warga negara Indonesia, saya menganggap semua presiden RI adalah bapak saya, yang wajib saya hormati dan saya doakan terbaik.
Saya tidak sependapat dengan politikus PDIP Deddy Sitorus yang dalam konferensi pers bersama PDIP, Kamis, 28 November 2024, menyatakan bahwa PDIP mengasihani Presiden Prabowo.
”Bayangkan, seorang presiden harus terbang ke rumah seorang mantan presiden (Jokowi), lalu kesan kami dipaksa untuk menjadi influencer calon gubernur. Hati kami tersakiti.”
Saya tidak setuju itu. Apalagi, pernyataan itu setelah calon gubernur jagonya, PDIP, kalah. Apalagi, pernyataan tersebut disiarkan pers yang bisa menimbulkan anggapan rakyat Indonesia, presiden RI itu tidak terhormat.
BACA JUGA:Prabowo Umumkan Kenaikan Upah Minimum Nasional 6,5% untuk Tingkatkan Kesejahteraan Buruh
Saya tidak ke situ. Tulisan ini bukan soal politik. Bukan juga soal PDIP. Pernyataan PDIP tersebut hanya saya jadikan perbandingan dalam cara pandang menghormati presiden kita.
Tulisan ini soal korelasi antara hidup dalam kegratisan (kebijakan Presiden Prabowo) dengan tingkat kriminalitas. Presiden Prabowo berusaha keras, dengan anggaran negara terbatas, memerangi kemiskinan.
”Poverty is the mother of crime,” kata Kaisar Romawi Marcus Aurelius (121–180 Masehi). Kalimat sangat kuno, yang juga sejalan dengan pemikiran Bapak Kriminologi Dunia Cesare Lombroso (6 November 1835–19 Oktober 1909). Dan, relevan hingga sekarang.
BACA JUGA:Prabowo Umumkan Kenaikan Upah Minimum Nasional 6,5% untuk 2025: Kesejahteraan Buruh Jadi Prioritas
Maksud ucapan kaisar yang terkenal itu adalah orang-orang miskin, dalam keadaan putus asa, akan melakukan tindakan putus asa untuk bertahan hidup. Demi makan anak-anak mereka, orang miskin bakal nekat dan cepat dalam merebut makanan dari orang lain: Kriminalitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: