Tanoto Foundation Cetak Pemimpin Masa Depan Lewat Program Teladan (3-habis): Makin Mantap Meraih Asa
Anggota TSA Universitas Brawijaya berfoto sebelum menanam mangrove di Pantai Bajulmati, Minggu, 17 November 2024.-M. Sahirol Layeli-Harian Disway-
Perusahaan yang ingin sukses di masa depan harus bisa memaksimalkan skill Gen Z sesuai kapasitas. Terlebih, generasi muda saat ini justru punya potensi multi skill karena paparan informasi yang luar biasa sejak usia dini.
Anggota TSA Universitas Diponegoro memberikan pelatihan budidaya maggot kepada warga di Kelurahan Bandarharjo, Semarang.-Dok. TSA Undip-
Nah, Michael Susanto, Head of Leadership Development & Scholarship Tanoto Fondation, menuturkan bahwa skema beasiswa Teladan sudah dikemas untuk menyongsong tantangan di masa depan tersebut.
Karena itu, Tanoto Foundation menggandeng sejumlah perguruan tinggi (PT). Total ada 10 perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi mitra Tanoto Foundation.
’’Ketika bermitra dengan PT, kami tidak hanya memberikan beasiswa dan memberi pelatihan. Kami juga bekerja sama mengembangkan kegiatan. Misalnya, konteks soft skill-nya seperti apa? Kurikulumnya bagaimana? Struktur organisasinya seperti apa? Integrasi ke mata kuliah bagaimana, dan sebagainya,’’ tutur Michael.
''Harapannya, kampus mitra kami menjadi center of excellence,’’ katanya kepada wartawan, 20 November 2024.
Dengan begitu, para awardee beasiswa Teladan pun punya kewajiban akademik sebagai warga kampus. ’’Kami maunya mereka balance,’’ ujar Michael. Selain aktif dalam di dalam pelatihan pengembangan diri yang terstruktur, Indeks Prestasi (IP) juga harus dijaga. Jangan sampai drop di bawah angka 3,25.
Hayatul Mardhiyah Asynur, mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, sadar betul konsekuensi itu. Dia pun mampu menjalankan kewajibannya secara seimbang. Baik sebagai mahasiswa, pun sebagai awardee beasiswa Teladan Tanoto Foundation.
’’Diharapkan, kami memang bisa menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Ini kan tujuannya demi kepemimpinan. Memimpin diri sendiri, sampai bisa memimpin orang lain,’’ ucap perempuan kelahiran 20 Desember 2003 tersebut.
Anggota TSA Universitas Brawijaya mendengarkan paparan materi tentang konservasi penyu dan ekosistem pesisir, 17 November 2024.-M. Sahirol Layeli-Harian Disway-
Di sela-sela penanaman mangrove di Pantai Bajulmati, 17 November 2024, Iyak, sapaannya, bercerita bahwa wawasan dan pengalamannya sangat bertambah. Dia pernah berkegiatan bersama Save Street Child, Malang. Mereka memberikan advokasi dan pendampingan untuk anak-anak jalanan.
Anggota Tanoto Student Association (TSA) Universitas Brawijaya juga pernah membangun pembangkit listrik mikrohidro di Pujon, Batu. Manfaatnya dirasakan oleh masyarakat setempat.
’’Kegiatan Paid Forward ini kan tujuannya kebermanfaatan. Jadinya, saya tidak pernah merasa terpaksa. Kepinginnya justru komunitas gini bisa berkembang,’’ papar mahasiswa asal Riau yang juga menjabat sebagai Staf Departement Project TSA Universitas Brawijaya tersebut.
Farhan Hajid, mahasiswa kelahiran 6 April 2005, juga merasa senang berkegiatan dalam wadah TSA. ’’Sangat insightful. Benefit yang kami terima juga banyak. Tidak hanya finansial, tetapi juga lingkup pengembangan. Ini sangat improving bagi kapabilitas kami,’’ ucap mahasiswa Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, tersebut.
Bagi sebagian orang, langkah-langkah para mahasiswa itu mungkin terbilang kecil. Tetapi sangat bermakna. Juga konsisten. Laksana nyala pelita kecil yang teguh menjauhkan kegelapan. Generasi dengan kiprah seperti mereka pun membuat masa depan negeri pun bakal terasa lebih cerah. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: