Gus Miftah: Goblok
ILUSTRASI Gus Miftah: Goblok.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Pesantren Daarut Tauhid yang biasanya setiap hari dikunjungi ribuan orang mendadak sepi seperti padang pasir. Pengajian A’a Gym yang biasanya berlimpah jamaah berubah menjadi bergelintir saja. A’a Gym diasingkan dan ditinggalkan.
Sekarang ia sudah direhabilitasi. Tetapi, tidak bisa kembali kepada kesohoran awal yang pernah ia nikmati. Sudah banyak saingan. Sudah banyak ustaz YouTube yang populer dengan follower jutaan.
Di Jawa Timur juga terjadi hal yang mirip. Dialami KH Agoes Ali Masyhuri alias Gus Ali. Ia kiai sekaligus politikus yang cerdik. Anak dan menantunya menjadi bupati di Sidoarjo dan Gresik. Satu anaknya menjadi anggota DPR RI dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa).
Gus Ali dan pesantren Bumi Sholawat menjadi episentrum politik di Sidoarjo. Ia mengalahkan pengaruh politik Saiful Ilah, bupati dua periode di Sidoarjo. Banyak politikus yang merapat ke Gus Ali untuk mendapatkan endorsement politik.
Menjelang Pilpres 2024, Gus Ali tersandung kasus anaknya yang menjadi tersangka KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Tetiba saja Gus Ali mengadakan acara deklarasi dukungan kepada capres Prabowo. Semua anaknya tampil di panggung dengan mengacungkan dua jari, simbol dukungan kepada Prabowo.
Mungkin tujuannya mau mencari perlindungan politik. Tapi gagal. Ahmad Muhdlor Ali, anak Gus Ali, tetap ditangkap KPK dan diadili. Pamor politik Gus Ali meredup. Pada pilkada kali ini, calon bupati yang di-endorse untuk menggantikan anaknya pun kalah.
Malcolm Gladwell dalam The Tipping Point (2000) mengungkapkan bagaimana hal-hal kecil bisa membawa akibat besar pada seseorang maupun pada sebuah institusi besar seperti negara. Bagi Miftah, ucapan yang dianggapnya sebagai humor itu bisa membuatnya terjatuh dari jabatan dan kemasyhurannya.
Hal sebaliknya terjadi pada Sunhaji sang pedagang es teh. Umpatan ”goblok” menjadi tipping point yang mengubah hidupnya. Puluhan juta donasi mengalir kepadanya. Ia akan berangkat umrah pada Ramadan mendatang. Thanks to Miftah.
End Note: Kita harus memberikan apresiasi kepada Miftah yang mengundurkan diri secara sukarela. Belum pernah dalam sejarah pemerintahan Indonesia, ada menteri/setingkat menteri yang mengundurkan diri. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: