Menanti JLLB Rampung untuk Perkuat Sektor Properti Surabaya Barat

Menanti JLLB Rampung untuk Perkuat Sektor Properti Surabaya Barat

Suasana proyek pembangunan JLLB yang berada di kawasan Sememi, Surabaya.-Moch Sahirol Layeli-


--

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan, pembangunan JLLB sangat penting untuk mendukung konektivitas antar wilayah dan memperlancar arus distribusi barang. 

"Kami percaya bahwa proyek ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pengembang properti,” kata Irvan.

Yang harus dikejar adalah kepastian dari pemerintah kota Surabaya. Sebab, menurut Ketua Badan Pertimbangan Organisasi Daerah (BPOD) REI Jatim Ir Danny Wahid pemerintah tidak pernah melakukan komunikasi dengan REI Jatim soal kelanjutan pembangunan JLLB.

Pengembang properti sangat ragu untuk berinvestasi di sana. “Sebenarnya, kalau ada kepastian, pasti kami akan berbondong-bondong ke sana,” katanya.

Menurutnya, ketika ada koordinasi antara Pemkot Surabaya dan pengembang properti, pembangunannya akan jalan beriringan. Infrastruktur dibuat, propertinya juga dibuat. Alhasil, bisa selesai beriringan. Masyarakat yang mau beli rumah karena infrastruktur jalan sudah ada.


Proyek JLLB yang kini makngkrak di kawasan Sememi, Surabaya.-Moch Sahirol Layeli-

“Properti ini sangat bergantung dengan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah. Jadi, pembangunan proyek tersebut jangan menggunakan APBD Surabaya. Karena itu tidak akan cukup. Butuh bantuan APBN untuk menyelesaikan proyek tersebut,” ungkapnya.

Ia pun menyarankan agar proyek tersebut dijadikan proyek strategis nasional (PSN). Sehingga, pemerintah RI bisa mengkaji potensi ekonomi yang timbul dari adanya JLLB tersebut. 

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Gigih Prihantono menjelaskan, JLLB sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Surabaya Barat. Sebab, banyak hal yang akan masuk ketika infrastruktur ada dan aktif.

“Otomatis ketika infrastruktur yang memadai itu ada, harga tanah pasti naik. Awalnya hanya Rp 200 ribu per meter. Bisa tumbuh beberapa kali lipat. Sebab, orang-orang sudah tidak mungkin tinggal di tengah kota,” bebernya.

Saat ini, beberapa kawasan di Surabaya barat sangat tertinggal. Terkenal sangat macet dan kumuh. Misalnya wilayah Benowo. Sehingga, sangat sedikit masyarakat yang mau tinggal di daerah sana. Lebih banyak tinggal di daerah Timur. Kalau tinggal di barat, pilihannya adalah Lakarsantri.

“Di wilayah Lakarsantri juga sudah macet banget. Sehingga, dengan adanya JLLB, kepadatan bisa terpecah. Investasi pun akan tumbuh pesat di sana. Saya prediksi pertumbuhan ekonomi di sana akan terjadi sekitar dua persen per tahun,” bebernya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: