Musik itu Dimainkan, Bukan Diarsipkan

Alat musik gamelan, warisan budaya yang harus terus dijaga di tengah era kecerdasan buatan.-Jean-Pierre Dalbéra-Flickr
Satu orang memainkan satu buah angklung, kecuali dua angklung bernada tertinggi yang dimainkan oleh satu pemain yang sama. Selain angklung, ansambel ini juga dilengkapi dengan tiga buah drum. Para peserta ritual bernyanyi dan menari mengikuti iringan musik dari ansambel angklung.
BACA JUGA: Indonesia Pecahkan Rekor Dunia Pergelaran Angklung Terbesar
Permainan alat musik angklung dimainkan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Padi. Diharapkan, ritual tersebut memberikan timbal balik dengan suburnya padi yang masyarakat Baduy tanam, dan menghasilkan panen berlimpah.
Begitu pula dengan gamelan. Alat musik tradisional Jawa ini memerlukan kerja sama berkelompok untuk memainkan elemen-elemen gamelan seperti bonang, gong, gamelan, gender, gong, kendang, dan beberapa instrumen lainnya.
Silvia Indriani (2017) dalam bukunya Katalog Gamelan Etnis Jawa Timur menjelaskan bahwa dalam praktiknya, musik gamelan (karawitan) Jawa berperan sebagai musik pengiring dalam berbagai acara hiburan seperti tarian, permainan, dan pertunjukan wayang.
Selain itu, gamelan juga dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, sampai terapi. Musik ini turut digunakan dalam acara-acara resmi, termasuk upacara dan ritual yang menandai kelahiran, pernikahan, dan kematian, serta dalam perayaan panen, penobatan, penguatan kepercayaan, dan berbagai kegiatan tradisional.
BACA JUGA: Nation Star Academy Kenalkan Tradisi pada Mahasiswa Asing: Pahami Kebersamaan dari Gamelan
Kekayaan-kekayaan musik tradisional Indonesia ini sudah sepatutnya terus dipertahankan di tengah ancaman AI hingga masuknya budaya luar yang bisa mengikis budaya lokal. Proses pelestarian adalah jalan, utama, dan mutlak.
Kantong-kantong komunitas adalah kunci bagaimana musik tradisional terus dilestarikan. Lembaga keagamaan, sekolah, hingga komunitas harus jadi saluran untuk melestarikan musik tradisional. Dengan hadirnya musik tradisional di dalam komunitas, harapannya proses penurunan budaya bisa terus teregenerasi.
Tentunya proses ini tidaklah cukup. Apabila proses pelatihan di komunitas telah berlangsung, pihak-pihak seperti negara ataupun swasta, juga perlu ikut andil untuk menjalankan ekosistem musik tradisional.
BACA JUGA: Peringatan Hari Musik Nasional, Ziarah Indonesia Raya di Makam W.R. Soepratman
Beberapa cara bisa dilakukan, seperti mengadakan kompetisi musik kebudayaan, menyediakan lokasi-lokasi pentas yang gratis dan strategis untuk pelaku musik tradisional, hingga mengundang pemain musik tradisional sebagai media hiburan dalam sebuah acara. Dengan demikian, permainan musik tidak sekadar berlatih, tetapi juga dipentaskan.
Pemerintah daerah juga bisa membuat kelas gratis atau berharga terjangkau untuk masyarakat. Pemerintah daerah tentunya lebih memahami siapa saja praktisi-praktisi ahli yang berkecimpung di musik tradisional. Menjadi jembatan adalah peran yang penting untuk dipegang oleh pemerintah.
Dalam proses pembelajarannya, permainan alat musik tradisional juga bisa membuka diri dengan berkolaborasi dengan musik-musik modern, seperti pop hingga jazz.
BACA JUGA:Cara Buat Lirik dan Musik dengan AI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber