Forum Masyarakat Madani Maritim Deklarasi Tolak Proyek SWL

Forum Masyarakat Madani Maritim Deklarasi Tolak Proyek SWL

Heroe Budiarto (baju abu-abu) bersama warga sekitar dan organisasi lainnya ikut serta mendeklarasikan penolakan mereka terhadap proyek Surabaya Waterfront Land, Jumat 13 Desember 2024 di Taman Surabaya Kenjeran -Jelita Sondang/Harian Disway-Jelita Sondang/Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Proyek reklamasi SURABAYA Waterfront Land (SWL) masih menjadi bayang-bayang mimpi buruk bagi nelayan dan warga pesisir di SURABAYA. Pasalnya Proyek Strategi Nasional (PSN) yang mulai gencar pada Agustus ini, akan mengancam hilangnya mata pencaharian warga sekitar yang mayoritas bekerja sebagai nelayan dan petani Tambak.

Hal itulah yang membuat warga dari awal menolak proyek tersebut hingga hari ini. Salah satunya dalam deklarasi menolak Reklamasi SWL oleh Forum Masyarakat Madani Maritim yang terdiri dari berbagai pihak. Mereka menolak proyek tersebut, pada Jumat 13 Desember 2024 di Taman Surabaya Kenjeran

Deklarasi dibacakan oleh Heroe Budiarto, selaku koordinator umum ini menyatakan beberapa poin penolakannya. Salah satunya adalah menolak keras pembangunan reklamasi dikarenakan merusak keseimbangan ekologi alam, lingkungan. dan budaya.

Menyayangkan tidak adanya transparansi dan etika komunikasi terkait proyek reklamasi kepada warga secara langsung, dan lebih memilih pihak ketiga yang tidak terhubung dengan masyarakat terdampak. 

"Kami juga mengutuk keras PT Granting Jaya yang diduga melakukan mobilisasi politis yang melibatkan PCNU dan PD Muhammadiyah, serta mengooptimasi RT, RW, Pokmas dan KUB, HAPPI, dan para akademis," ucapnya dalam deklarasi tersebut. 

BACA JUGA:Kampanye Tolak Reklamasi SWL Bersama Lamri dan Abdinesia

BACA JUGA:Pakar ITS: Proyek Surabaya Waterfront Land Tidak Layak Jadi PSN

Dalam acara tersebut, juga didukung oleh Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Surabaya. Ramadani Jaka Samudra selaku Ketua Majelis Lingkungan Hidup PD Muhammadiyah mengatakan jika pihaknya telah melakukan penolakan dan membuat pernyataan sikap, yang sudah kirim ke Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI) yang menjadi penghubung antara pihak pengembang, yaitu PT Granting Jaya dengan masyarakat. 

"Kami menolak karena bertentangan dengan nilai ajaran agama, serta bagi kami merusak lingkungan adalah bagian penistaan terhadap ajaran Islam, selain itu nelayan selama ini menggantungkan hidupnya di pesisir," jelas Rama yang juga koordinator aksi pada kegiatan hari ini. 


Ramadani Jaka Samudra, Ketua Majelis Lingkungan Hidup PD Muhammadiyah Surabaya mengatakan langkah-langkah yang sudah dilakukannya demi menolak proyek SWL, pada Jumat 13 Desember 2024 -Jelita Sondang/Harian Disway-Jelita Sondang/Harian Disway

Lebih lanjut, ia menyebut jika pihaknya sudah menyosialisasikan permasalahan proyek ini kepada seluruh pimpinan cabang dan ranting, yang berada di 12 kelurahan terdampak. Lalu permaslahan ini juga telah diteruskan ke pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 

"Kami lakukan itu, harapannya PP Muhammdiyah bisa membantu mengkomunikasikan ke pemerintahan yang ada di tingkat pusat juga," harapnya. 

Adanya deklarasi penolakan Proyek reklamasi Surabaya Waterfront Land (SWL) dari Forum Masyarakat Madani Maritim, Abdul Rochim selaku warga serta nelayan dari tahun 1993 mengatakan turut senang karena makin banyak warga yang bersimpati dengan kesusahan mereka. 

"Kami berkali-kali dapat intimidasi dari PT Granti Jaya, katanya meskipun warga tidak setuju proyek tersebut akan tetap berjalan. Maka dari itu saya senang hari ini juga didatangkan wartawan agar makin banyak masyarakat yang tahu akan proyek ini," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: