Harga Saham Berpotensi Naik, Dua Hari Ini Ditutup Melemah
Grafik trading saham di layar monitor.-Moch Sahirol Layeli-
Ia juga mengungkapkan, dalam sepekan terakhir, emiten yang paling aktif di bursa efek adalah saham perbankan. Kondisi itu bahkan tidak hanya menjadi tren minggu ini. Tetapi dalam satu tahun terakhir.
Sementara itu, menurut pengamat pasar saham Leo Herlambang memandang, sepanjang minggu ini harga saham cenderung membaik ketimbang minggu sebelumnya. Hanya saja, di Jumat kemarin terjadi banyak penurunan harga saham.
Saham-saham blue chip, yang sebelumnya terjun bebas di November 2024, perlahan mulai mengalami kenaikan. Saham blue chip yang dimaksud adalah saham perbankan. Saham yang memiliki transaksi besar.
BACA JUGA:Cara Investasi Saham untuk Pemula, Pasti Cuan!
BACA JUGA:1 Lot Berapa Lembar Saham? Simak Penjelasannya!
Menurutnya, turunnya harga saham blue chip itu sangat berpengaruh terhadap IHSG. “Jadi, penurunan indeks kemarin itu terjadi karena penurunan saham perbankan yang sangat ekstrem. Itu saja sih faktornya,” ucapnya.
Penurunan harga saham itu menurutnya hanya akan terjadi di minggu ini saja. Pekan depan, harga saham akan kembali naik. Sebab, masyarakat saat ini sedang mengharapkan window dressing.
Window dressing adalah praktik yang dilakukan oleh perusahaan atau manajer investasi untuk memperbaiki tampilan laporan keuangan mereka pada akhir periode tertentu. Terutama menjelang penutupan tahun atau kuartal.
“Hanya saja, window dressing tahun ini tidak seperti dulu. Belum ada yang betul-betul naik. Walau dalam dua minggu ini ada pembalikan dari penurunan yang sangat ekstrem pada November kemarin,” ucapnya.
Sehingga kalau menggunakan metode window dressing, semua sektor pekan depan berpotensi mengalami kenaikan. “Karena ini kan tinggal 2 minggu lagi ya. Tapi kembali lagi ke eksternal faktornya. Seperti kondisi di luar negeri. Yakni kondisi perang atau sebagainya,” terangnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: