AI Mengancam Identitas Lagu dan Hak Cipta Suara Musisi

AI berkembang pesat, mengaburkan batas antara kreativitas dan pelanggaran hak cipta dalam industri musik.--Canva
HARIAN DISWAY - Industri musik Indonesia tampaknya berada di persimpangan antara hak cipta dan keberagaman genre musik. Namun, yang menjadi sorotan belakangan ini adalah kemajuan teknologi yang begitu pesat semakin membuka peluang bagi para pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan pelanggaran.
Orang lain tidak hanya dapat meng-cover tanpa izin melainkan dengan kecanggihan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, dapat menciptakan suara yang mirip dengan penyanyi aslinya.
Tantri, vokalis band Kotak, menjadi korban pembajakan suara oleh AI, yang seolah-olah membuatnya mengubah lagu “Bayar Bayar Bayar” - Sukatani tanpa izin.
BACA JUGA: Unesa Buka Prodi S-1 Artificial Intelligence, Jalur Golden Ticket Dibuka 10 Maret 2025
Ini bermula dari unggahan salah satu akun YouTube, Iqbal Naki Creator (@Iqbalnaki) yang mengunggah video cover lagu dengan judul “Bayar ~ Bayar ~ Bayar | Tantri Kotak” pada 3 Maret 2025. Kini, unggahan tersebut mulai ramai dan menjadi perhatian publik, terutama Tantri dan band Kotak.
Tantri pun menegaskan melalui unggahan story Instagram, 13 Maret 2025 bahwa ia tidak pernah menyanyikan ataupun meng-cover lagu tersebut dan meminta netizen untuk melaporkan unggahan YouTube 'media abal-abal' itu.
Bahkan, sejak tulisan ini diterbitkan, video tersebut masih tayang dengan lebih dari 197.500 kali ditonton dan telah mendapatkan 1.3 ribu likes. Ironisnya, ada pihak lain justru menggiring opini dan menyebarkan unggahan tersebut dengan narasi baru 'men-downgrade' lagu Sukatani dengan menghilangkan lirik bayar polisi.
BACA JUGA: Kembangkan Teknologi Artificial Intelligence Kesehatan, UBAYA-Nexmedis Kerja Sama Lebih Intens
Kehadiran AI memang memudahkan untuk melakukan berbagai hal apapun dari kelebihan yang ditawarkannya. Namun, di balik itu penggunaan AI yang tidak bertanggung jawab dapat merugikan, baik dari segi hak cipta suara maupun keasliaan lagu.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar, sejauh mana etika dalam penggunaan AI dan bagaimana regulasi yang dapat melindungi hak cipta suara dan integritas artistik lagu.
Eksploitasi atau Ancaman?
Melalui kemampuan AI, suara musisi siapa pun itu dapat ditiru secara hampir mirip dengan aslinya, bahkan sulit dibedakan dari aslinya.-ipopba-Getty Images Pro
Ketika mendengar kata "eksploitasi", terlintas di benak banyak orang adalah tindakan yang berhubungan dengan penyalahgunaan atau pemanfaatan secara berlebihan demi kepentingan pribadi yang dilakukan tanpa izin.
BACA JUGA: Wamenkominfo Nezar Patria Dorong Dunia Kedokteran Adopsi Teknologi Artificial Intelligence (AI)
Eksploitasi dapat meluas ke berbagai aspek kehidupan. Namun, dalam konteks ini, eksploitasi terjadi pada industri musik yang merujuk pada penggunaan suara musisi tanpa persetujuan untuk maksud dan tujuan tertentu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber