Thamrin-Sudirman-Kuningan Sepi Azan, PIK Lebih Parah, Ini Kritik Menag

Thamrin-Sudirman-Kuningan Sepi Azan, PIK Lebih Parah, Ini Kritik Menag

Menag Nasaruddin Umar.--

HARIAN DISWAY - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyoroti minimnya masjid yang terlihat di kawasan utama Jakarta, seperti Thamrin-Sudirman-Kuningan dan Pantai Indah Kapuk (PIK).

Ia menyayangkan tak ada masjid di tepi jalanan jantung ibu kota tersebut, yang merupakan pusat bisnis dan pemerintahan Indonesia. 

“Kita berada di jalan Thamrin-Sudirman, ini segitiga emas. Namun, sepanjang Thamrin-Sudirman dan Kuningan tidak ada masjid yang terlihat jelas dari jalan,” ujar Nasaruddin saat menghadiri Rapat Pleno V Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV MUI, seperti dikutip dari laman resmi MUI dikutip Sabtu, 21 Desember 2024.

BACA JUGA:Kemenag Jamin Lelang Pesawat Jemaah Haji 2025 Digelar Transparan dan Akuntabel

Selain itu, Nasaruddin juga menyoroti kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) yang minim suara azan dan simbol-simbol keislaman.

“Jakarta adalah ibu kota negara. Mestinya, jangan sampai ada daerah seperti PIK, yang memiliki lahan seluas 1.000 hektare, tetapi tidak terdengar suara azan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa ketika memasuki kawasan PIK, yang tampak mencolok justru sebuah rumah ibadah Buddha yang besar dan megah. 

BACA JUGA:Tak Hanya Garuda, Kemenag Ajak Maskapai Lain Ikut Lelang Layanan Penerbangan Haji 2025

Namun, umat Islam seringkali kesulitan menemukan masjid untuk melaksanakan salat di kawasan tersebut.

“Jadi, saya mengimbau kita semua, termasuk MUI, agar tidak membiarkan ruang-ruang luas ini tanpa simbol-simbol keislaman,” tegasnya.

Sebagai langkah awal, Nasaruddin menyampaikan upaya pembangunan masjid di kawasan PIK. 

BACA JUGA:Menag Ingin Terapkan Transaksi Nontunai untuk Cegah Korupsi, Termasuk Bayar SPP!

Rencananya, di lokasi tersebut akan dibangun kompleks syariah seluas 30 hektare.

“Saat ini, kami sudah membangun musala di lantai 4 agar suara azan bisa terdengar. Tapi, di sepanjang kawasan ini masih banyak tulisan asing dalam bahasa China, dan hampir tidak ada musala. Jadi, saya meminta agar di sini diadakan lebih banyak aktivitas keislaman,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: