Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (1): Dari Batu ke Nevsehir

Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (1): Dari Batu ke Nevsehir

Menempuh studi pascasarjana di bidang History, Graduate School of Social membuat Yunaz Karaman menjadi diaspora di Turkiye.--

Ketika hidup harus diperjuangkan untuk melihat berbagai tantangan dan harus keluar dari zona nyaman adalah sebuah jalan yang harus dipilih. Jalan itulah yang saat ini saya jalani. 

Kurang dari satu tahun saya -arek asli Batu yang lahir di Malang, 24 April 1997- menjadi diaspora di Turkiye untuk melanjutkan studi S2 di Nevsehir Haci Bektas Veli University. Studi pascasarjana di bidang History, Graduate School of Social Sciences, itu saya tempuh setelah lulus dari Universitas Airlangga.

Sebenarnya bukan kali ini saja saya merantau. Saat kuliah di Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya setelah lulus dari SMA Negeri 01 Batu, saya sudah ”berlatih” untuk merasakan seni hidup merantau. Meskipun jarak Batu-Surabaya tidak cukup jauh, tapi banyak hal perubahan dalam diri yang mengubah saya. 

Perantauan itu berlanjut pada 2021. Alhamdulillah pada masa pandemi itu saya diterima di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Kali ini jarak dari rumah kian jauh dan tentu tantangan semakin besar.

BACA JUGA: Cerita Diapora oleh Yunaz Karaman (2): Berburu Selera ke Göreme


Suasana di depan kampus Nevsehir Haci Bektas Veli University tempat Yunaz Karaman menempuh studi.--

Tantangan hidup di ibu kota ditambah kala pandemi -yang merupakan pengalaman pertama saya bekerja dalam sektor formal- telah mengajarkan saya banyak hal. Terutama tentang cara berkomunikasi dan melebarkan jejaring. 

Hingga setelah menikah pada 2023, perantauan itu masih berlanjut. Saya dengan istri yang rela LDR, harus bergantian saling berkunjung. Kami berusaha memahami satu sama lain dan berjuang bersama-sama.

Tepat di pertengahan 2024, titik balik kehidupan saya itu terjadi. Satu harapan saya terkabul. Selama ini saya memang berjanji pada diri sendiri jika harus melanjutkan studi lanjut maka itu harus dengan beasiswa. 

BACA JUGA: Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (5): Rayakan Iduladha dengan Opor Ayam

Saya memang berjuang mewujudkannya. Beberapa mentoring dan seminar beasiswa saya ikuti. Termasuk mendaftar Turkiye Burslari Scholarship, yakni beasiswa dari Pemerintah Republik Turkiye untuk mahasiswa internasional yang dibuka setiap tahun untuk jenjang S1,S2, dan S3. 

Dengan doa istri dan orang tua, satu per satu tahapan menempuh beasiswa saya lalui. Dukungan atasan di kantor saat itu juga tidak kalah penting. Beberapa kali saya diberi izin untuk mengurus beberapa dokumen di kedutaan. 

Pada Juni 2024 saya dinyatakan bisa ikut ke tahap wawancara. Istri saya ikut menemani prosesnya hingga tuntas di sebuah lembaga bahasa dan budaya Turkiye, Yunus Emre Enstitüsü di Jakarta. 


Bersama istri saat tahap wawancara di Yunus Emre Enstitüsü di Jakarta.--

BACA JUGA: Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (6): Cappadocia di Depan Mata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: yunaz karaman