Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (6): Cappadocia di Depan Mata

Yunaz Karaman dan istri di puncak view point. Tampak pemandangan Göreme dengan batuan vulkanik peribacasi yang indah.--Yunaz Karaman
Saya beruntung dapat berkuliah di Nevşehir Hacı Bektaş Veli Üniversitesi yang berada tepat di pusat Provinsi Nevşehir. Sebab saya berada tepat di jantung Cappadocia. Setelah sebulan merantau, saya ajak istri berkunjung ke Turkiye.
Balon udara dan Cappadocia adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Tak heran bila Cappadocia adalah magnet penarik wisatawan di Anatolia Tengah. Menjadi ikon tersendiri sebagai wisata di Turkiye.
Ya, Cappadocia memang menawarkan wisata alam yang indah dengan wisata balon udara yang terkenal sejak awal 1990-an. Hingga kini wisatawan mancanegara masih memadati daerah bersejarah di Anatolia Tengah.
BACA JUGA: Cerita Diapora oleh Yunaz Karaman (2): Berburu Selera ke Göreme
Sekadar tahu, Cappadocia sebenarnya adalah kawasan yang luas di Turkiye bagian tengah yang mencakup beberapa provinsi, yaitu Nevşehir, Kayseri, Aksaray, Niğde, dan sebagian Kırşehir meskipun bukan wilayah administratif resmi.
Berjarak sekitar 3-4 jam dari Ibu Kota Ankara. Untuk menuju Cappadocia, hanya cukup menempuh perjalanan selama 15-20 menit dari kampus menuju Göreme, salah satu kota kecil di Provinsi Nevşehir. Menggunakan dua kali oper bus dalam kota yang harganya 40 TRY atau sekitar Rp 16 ribu.
Pada 14 November 2024, istri saya Ainun Tungga Dewi dan kakak ipar saya Bayu Permadi datang ke Turkiye. Setelah satu bulan merantau. Meski datang bersama tapi mereka berpisah. Istri saya melanjutkan perjalanan ke Nevşehir, kakak ipar saya tinggal di Istanbul.
BACA JUGA: Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (5): Rayakan Iduladha dengan Opor Ayam
Dari Istanbul istri saya naik bus dengan jarak tempuh 12 jam yang tiketnya dibanderol seharga 800 TRY atau sekitar Rp 330 ribu. Busnya cukup nyaman dengan dua kali berhenti di rest area dan diberi snack dan minum.
Berduaan dengan istri di depan salah satu kafe di Göreme.--Yunaz Karaman
Untuk tinggal, saya memesan hotel di Göreme. Letaknya tidak terlalu jauh dengan terminal bus dan Restoran Malaysia, tempat saya bekerja paruh waktu. Beruntung, ada seorang teman saya di kelas bahasa berasal dari Afghanistan -Mohammad Tayeb Adib- memberikan harga khusus selama 6 hari di Elysee Cave House.
Sebuah hotel berbintang 3 dengan suasana ”gua” atau biasa disebut cave hotel. Fasilitas yang disediakan sebenarnya seperti pada umumnya hotel termasuk sarapan, tapi pemandangan pagi hari di Cappadocia dari balkon hotel memberikan kami pengalaman istimewa.
BACA JUGA: Cerita Diaspora oleh I.G.A.K Satrya Wibawa (3): Belajar pada Sopir Bus
Karena saat itu saya masih newbie dan hanya mengetahui sedikit lokasi wisata di Göreme, jadi kami hanya mengunjungi tempat wisata yang bisa dijangkau dengan mudah. Seperti pada pagi hari kami berjalan menuju viewpoint yang biasa dikunjungi wisatawan untuk melihat balon udara saat terbang di pagi hari.
Tapi, karena kita terlambat bangun, jadi balon udara sudah naik tinggi namun kita masih mendapat suasana sunrise di viewpoint. Tiket masuk menuju viewpoint saat itu dibanderol hanya 20 TRY atau hanya Rp 8 ribu. Sekarang naik menjadi 30 TRY atau 12.400 IDR untuk sekali masuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: