Pagar Laut Tangerang, Bagaimana Cara Membangunnya?
Kasus pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang membentang di perairan Kabupaten Tangerang, Banten, memunculkan berbagai pertanyaan. -Disway.id-
KASUS pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang membentang di perairan Kabupaten Tangerang, Banten, memunculkan berbagai pertanyaan. Mulai dari alasan keberadaannya hingga bagaimana struktur tersebut bisa dibangun di tengah laut. Misteri ini semakin menarik perhatian karena dampaknya terhadap nelayan dan lingkungan setempat.
Pembangunan Pagar yang Tidak Lazim
Pagar laut tersebut dibangun menggunakan material utama berupa bambu, yang dikenal ringan, fleksibel, dan tahan terhadap air. Namun, untuk menancapkan bambu ke dasar laut bukanlah perkara mudah. Proses ini memerlukan keahlian teknis dan alat berat. Beberapa laporan menyebutkan bahwa alat seperti kapal tambang atau ponton digunakan untuk memindahkan dan menancapkan bambu ke dasar laut.
Menurut spekulasi masyarakat, pagar tersebut didirikan secara bertahap. Dimulai dengan pemasangan tiang-tiang utama yang diikat erat menggunakan tali tambang khusus. Struktur ini diduga memanfaatkan teknik sederhana namun efektif agar tetap kokoh meski diterpa gelombang laut.
BACA JUGA:KKP Bantah Tuduhan Penyegelan Pagar Laut Bekasi Karena Viral
BACA JUGA:Nusron Wahid Sebut Pagar Laut Tangerang Bukan Kewenangan Kementerian ATR/BPN
Tantangan di Lapangan
Pembangunan pagar di tengah laut tentu menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah kondisi cuaca dan ombak yang tidak menentu. Selain itu, pengangkutan material seperti bambu dalam jumlah besar ke lokasi perairan juga menjadi tantangan logistik tersendiri. Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas proyek ini, sehingga detail pasti proses pembangunan sulit dikonfirmasi.
Pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Banten, memunculkan berbagai pertanyaan. -Disway.id-
Dugaan Biaya dan Pelibatan Teknologi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkirakan biaya pembangunan pagar ini mencapai miliaran rupiah. Hal ini karena diperlukan banyak material, peralatan, serta tenaga kerja dalam prosesnya. Beberapa pakar menilai bahwa pembangunan pagar ini melibatkan teknologi sederhana namun terorganisir, seperti penggunaan jangkar laut untuk menjaga stabilitas tiang bambu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: