Menelisik Polemik Politik Korea Selatan, Enam Pekan Penuh Drama
SEPASUKAN POLISI membentuk barikade untuk menghadang pendukung Yoon Suk-yeol di Seoul, 15 Januari 2025. Massa ingin menggagalkan penangkapan Yoon.-YASUYOSHI CHIBA-AFP-
Mereka juga mengajukan pengaduan terpisah atas tuduhan pemberontakan terhadap Yoon, menteri pertahanan dan menteri dalam negeri. Tak ketinggalan, para tokoh militer dan polisi yang menjabat komandan darurat militer.
Polisi mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki Yoon kroninya atas tuduhan pemberontakan.
7 Desember 2024: Permintaan Maaf Yoon
Yoon muncul meminta maaf dalam pidato yang disiarkan langsung televisi. Ia mengaku bersalah karena menimbulkan kecemasan dan ketidaknyamanan pada warga Korsel.
Puluhan ribu pengunjuk rasa anti-Yoon berkumpul di luar parlemen.
Mosi pemakzulan gagal beberapa jam kemudian, dan Yoon tetap berkuasa.
FOTO PRESIDEN Yoon Suk-yeol ditayangkan pada televisi di sebuah terminal bus di Seoul, 15 Januari 2025.-ANTHONY WALLACE-AFP-
9 Desember 2024: Yoon Dicekal
Pada 8 Desember 2024, Kim Yong-hyun yang telah mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan beberapa hari sebelumnya ditangkap. Ia dituding berperan dalam deklarasi darurat militer. Menteri dalam negeri mengundurkan diri.
Partai oposisi utama mengatakan akan mencoba memakzulkan presiden lagi pada 14 Desember 2024.
Keesokan harinya, kementerian kehakiman mengumumkan bahwa Yoon dilarang bepergian ke luar negeri.
Pada 12 Desember, Yoon kembali membela diri. Ia mengatakan bahwa darurat militer diperlukan karena oposisi menjerumuskan Korsel ke dalam krisis nasional.
14 Desember 2024: Yoon dimakzulkan
Dari 300 anggota parlemen, 204 memilih untuk memakzulkan Yoon. Lalu, 85 orang menolak mosi tersebut.
Yoon diskors dari jabatannya sementara. Mahkamah Konstitusi Korea Selatan diberi waktu enam bulan untuk mempertimbangkan pemungutan suara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: