Menelisik Polemik Politik Korea Selatan, Enam Pekan Penuh Drama

Menelisik Polemik Politik Korea Selatan, Enam Pekan Penuh Drama

SEPASUKAN POLISI membentuk barikade untuk menghadang pendukung Yoon Suk-yeol di Seoul, 15 Januari 2025. Massa ingin menggagalkan penangkapan Yoon.-YASUYOSHI CHIBA-AFP-

Perdana Menteri Han Duck-soo menjadi pemimpin sementara negara.

Pemungutan suara diikuti oleh suasana suka cita di antara puluhan ribu demonstran di depan gedung parlemen.

BACA JUGA:Mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Akan Ditangkap Paksa Sebelum 6 Januari 2025

BACA JUGA:Kesedihan Keluarga Korban Jeju Air yang Jatuh di Korea Selatan: Jenazah Sangat Rusak, Susah Teridentifikasi

27 Desember 2024: Penyidikan Digencarkan

Badan Penyidik Korupsi mengirimkan panggilan ketiga kepada Yoon pada 26 Desember 2024. Sebelumnya, dalam sepekan Yoon menolak dua kali panggilan.

Yoon menghadapi pemakzulan dan tuntutan pidana atas pemberontakan. Hukuman maksimalnya adalah penjara seumur seumur hidup atau bahkan hukuman mati.

Pada 27 Desember 2024, anggota parlemen memakzulkan penjabat presiden Han. Han dituduh menolak mengesahkan undang-undang khusus untuk menyelidiki Yoon.

Menteri Keuangan Choi Sang-mok mengambil alih jabatan.

30 Desember 2024: Surat Perintah Penangkapan

Penyidik mengajukan permohonan surat perintah penangkapan untuk Yoon setelah menghadirkan Yoon dalam panggilan ketiga.

Ini adalah upaya pertama dalam sejarah negara tersebut, ketika presiden yang masih belum lengser sepenuhnya harus ditahan.

Pengadilan mengeluarkan surat perintah pada yang berlaku hingga 6 Januari. Pengacara Yoon menyebut surat itu ilegal dan tidak sah.

1 Januari 2025: Yoon Bersikukuh

Saat penyidik berupaya mengeksekusi, ratusan pendukung Yoon berkumpul di luar kediaman presiden untuk memprotes pemakzulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: