The Power of Giving; Prinsip Denny JA sebagai Komisaris BUMN Tanpa Tantiem

The Power of Giving; Prinsip Denny JA sebagai Komisaris BUMN Tanpa Tantiem

Denny JA memulai refleksinya dari satu prinsip yang ia pegang sejak muda: The Power of Giving. -Denny JA-

Ia juga telah menyampaikan beberapa pidato pengarahan, bukan demi formalitas, melainkan untuk menanamkan mindset baru. Indonesia hanya bisa bangkit jika ia juga mandiri di dunia energi.

Dalam polemik tentang tantiem komisaris, Denny JA juga mengklarifikasi pandangannya yang sempat ditafsirkan berbeda oleh publik.

BACA JUGA: Tiga Alasan Mengapa 10 Pesan Spiritual Universal Denny JA Penting Masuk Kampus

Menurutnya, dalam perspektif ilmu tata kelola korporasi global, pemberian tantiem kepada komisaris di sistem two-tier board (seperti di Indonesia) adalah praktik yang sah dan lazim.

“Di banyak negara Eropa, dewan komisaris yang aktif menjalankan fungsi pengawasan strategis diberi tantiem. Di dalam sistem two-tier, komisaris bukan sekadar simbol, tapi aktor nyata dalam pengambilan keputusan,” ujar Denny.

Namun ketika Presiden Prabowo memutuskan untuk menghapus tantiem sebagai bentuk transformasi moral BUMN, Denny langsung menyatakan komitmennya.

BACA JUGA: Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI

“Saya ikut memenangkan Presiden dan menyetujui banyak gagasan besarnya. Maka ketika Presiden berbicara soal tugas komisaris BUMN, saya ikut berdiri di barisan yang sama. Ini bukan soal uang, tapi soal arah,” katanya

Denny JA menyetujui reformasi BUMN seharusnya tidak berhenti pada struktur atau kebijakan, tetapi menyentuh jiwa dan etos kolektif lembaga negara.  Spirit lembaga negara adalah pengabdian.

“Sesungguhnya, kontribusi terbaik tidak diukur dari angka yang masuk ke rekening pribadi, tapi dari nilai yang tertanam dalam sejarah negeri. Nilai itu hanya bisa lahir dari kekuatan paling sunyi, tapi paling dahsyat: Power of Giving. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: