Rencana Sekolah Libur Selama Ramadan di Mata Prof Tuti Budirahayu, Guru Besar Unair
Isi surat edaran pembelajaran Ramadan 2025/1446 H -Ed Us-Unsplash
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Guru Besar Universitas Airlangga di bidang Sosiologi Pendidikan, Prof. Dr. Tuti Budirahayu, Dra., M.Si, memberikan pandangannya mengenai rencana libur sekolah selama Ramadan.
Tuti sepakat dengan kebijakan tersebut. Menurutnya, kebijakan itu memberikan banyak manfaat bagi siswa, seperti menguatkan karakter anak dan mempererat ikatan antara anak dan keluarga.
"Anak-anak bisa beribadah dengan tenang di rumah atau di masjid. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi siswa, khususnya dalam memberikan penguatan jiwa atau rohani," jelas Tuti, yang dikutip dari laman unair.ac.id.
Selain itu, ini merupakan momentum bagi siswa untuk menguatkan nilai-nilai sosial dan moral.
Jika siswa dapat memanfaatkan momentum itu, Tuti mengatakan bahwa hal ini dapat mengurangi tindakan negatif, seperti kekerasan atau bullying di sekolah.
BACA JUGA:Catat! Ini Tanggal Libur dan Masuk Sekolah saat Ramadan Sesuai SE 3 Menteri
BACA JUGA:Surat Edaran Libur Sekolah Selama Ramadan Terbit Pekan Ini
Namun, ia juga menjelaskan bahwa kebijakan ini dapat berdampak negatif pada aspek akademik. Libur yang panjang dapat mengganggu target yang sudah direncanakan oleh lembaga pendidikan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Tuti mengusulkan agar pihak sekolah menambah jam belajar siswa sebelum atau sesudah libur berlangsung.
"Atau kegiatan belajar yang biasanya berlangsung pada bulan Ramadhan dapat dialihkan ke bentuk penugasan lain yang memungkinkan siswa mengerjakannya di rumah dengan jadwal yang lebih fleksibel," jelasnya.
Sosiolog dari Universitas Airlangga tersebut juga menyebutkan tantangan yang akan dihadapi jika kebijakan ini benar-benar dilaksanakan, seperti target kurikulum sekolah dan pengelolaan siswa non-Muslim atau sekolah non-agama.
BACA JUGA:Sekolah Libur Sebulan Penuh Saat Ramadan, Ini Kata Mendikdasmen!
BACA JUGA:Wacana Libur Sekolah Ramadan, Wali Murid di Surabaya Beda Pendapat
Menurut Tuti, tantangan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan metode pembelajaran online, namun dengan beban pelajaran yang tidak terlalu banyak agar tidak mengganggu ibadah siswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: