Pengembangan IKM Jatim Terhambat Regulasi

Pengembangan IKM Jatim Terhambat Regulasi

Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting (Paling Kanan) pada acara PaDi Business Matching, beberapa waktu yang lalu-Dok. Telkom-

INDUSTRI Kecil dan Menengah (IKM) di Jatim terus tumbuh setiap tahunnya. Bahkan, mereka berhasil menyerap tenaga kerja hingga jutaan orang (lihat grafis). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim memang fokus untuk melakukan pengembangan pelaku IKM dan UMKM di Jatim.

Sementara secara nasional, berdasar catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada 2023, sebanyak 4,19 juta IKM di Tanah Air. Jumlah itu berkontribusi 99,7 persen dari total unit usaha industri di Indonesia.

IKM pun dinilai berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian nasional.  Sebab, mereka bisa menyerap 65,52 persen dari total tenaga kerja industri nasional. Serta berkontribusi sebesar 21,44 persen dari total nilai output industri. Untuk meningkatkan itu, Kemenperin pun melakukan berbagai program. Salah satunya, pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk IKM.

Tahun lalu, kementerian itu juga fokus pada penguatan nilai tambah dan daya saing IKM. Caranya, melalui skema akselerasi pengembangan wirausaha industri kecil yang sudah mapan. Yakni dengan memberikan fasilitasi pendampingan manajemen usaha, dukungan fasilitasi teknologi, dan temu bisnis. 

BACA JUGA:Kian Peliknya Problem Perumahan di Jakarta, Kalau Miskin Jangan Harap Punya Rumah

BACA JUGA:Program Tanah Koruptor untuk Perumahan Rakyat

Kementerian juga melakukan restrukturisasi mesin peralatan, pengembangan sentra IKM, penguatan akses bahan baku, fasilitasi pengembangan dan sertifikasi produk, peningkatan akses pasar dan promosi, serta digitalisasi dan penerapan industri.

Salah satunya di Jatim. Provinsi itu setiap tahunnya mendapat anggaran tugas pembantuan dari Kemenperin untuk pengembangan IKM di Jatim. Khususnya, menumbuhkan wirausaha baru di Bumi Mojopahit. Tentu, dengan keunggulan setiap kabupaten/kota di Jatim.

“Wirausaha baru itu menjadi embrio untuk menjadi IKM. Kami ditargetkan setiap tahun harus memiliki pelaku industri baru. Itu kami lakukan merata se-Jatim,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim M. Iwan kepada Harian Disway, Kamis 30 Januari 2025.

Pasca pembinaan pendirian IKM, Disperindag Jatim akan membantu permodalan untuk pelaku IKM. Caranya dengan memfasilitasi pelaku IKM tersebut untuk mendapatkan permodalan dari Bank Jatim. Melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Ia mengaku, komposisi IKM di Jatim sangat besar. Yakni 99,82 persen dari keseluruhan industri di provinsi itu. Sektor usaha IKM didominasi oleh makanan, hasil laut dan perikanan sebanyak 39,6 persen. Diikuti minuman, hasil tembakau dan bahan penyegar sebesar 33,34 persen. 

BACA JUGA:Pertamina Peduli Perempuan dan Anak Lewat Program TJSL dan Pemberdayaan UMKM

BACA JUGA:BRI Salurkan Kredit Rp 1.353 Triliun: 81,21 Persen untuk UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: