HUT ke-15 TV9 Nusantara, Jurnalis dan Relawan Antihoax Suarakan Pentingnya Literasi di Era Digital

Dialog di TV 9 Nusantara yang membahas mengenai tantangan media di era digital. -TV9 Nusantara-
Sementara itu, Direktur NU Online Jatim Gus Yusuf Adnan menyatakan, tantangan yang sama juga dihadapi media dengan publik yang segmented seperti NU Online. Tantangan terbesar era digital adalah literasi pemirsa, kecepatan delivery konten, dan gempuran algoritma dari Google sebagai platform digital yang "mengatur" narasi global.
"Untuk itu, kita tidak harus terus mengekor atau menjadi follower, namun melakukan siasat dan kontrol/kendali, karena itu selain perlu kolaborasi dalam literasi untuk masyarakat, juga perlu ada regulasi media online dari kalangan eksekutif dan legislatif, sehingga ada penertiban 'media instan' itu," katanya.
Perlunya edukasi/literasi digital untuk masyarakat dan regulasi untuk mengatur "media instan" itu pun didukung Dheni Ines Tan dari Mafindo Jatim. "Banjir informasi itu nggak bisa dihindari, kami ada di garda edukasi, mulai anak-anak hingga akademi digital lansia," katanya.
Mafindo lahir pada 2016 untuk mengedukasi masyarakat dengan berbasis kerelawanan dan dukungan Komdigi serta Google. "Saat ini, masyarakat sudah mulai teredukasi untuk membedah informasi melalui cek fakta, karena hoaks pun beragam. Tinggal, pemerintah membuat regulasi media online yang bersifat penertiban, bukan menunggu pelaporan saja," katanya.
Soal pentingnya kolaborasi dalam literasi digital yang masif untuk menyikapi era digital juga menjadi catatan penting dari Edy M Yakub selaku penulis buku Kesalehan Digital. "Persoalan berat tapi penting adalah literasi digital, karena kemajuan teknologi digital masih bersifat kemajuan teknologi, bukan kemajuan manusia-nya," katanya.
Jurnalis senior dari LKBN ANTARA Biro Jatim itu menambahkan ada dua persoalan di era digital yakni teknologi dan literasi, namun persoalan penting dan berat adalah literasi yang dalam "bahasa agama" bisa disebut Kesalehan Digital, karena penghuni dunia digital masih didominasi generasi non-digital, sehingga ada kegaduhan.
"Literasi itulah kesalehan digital, karena faktor penting era digital adalah manusia. Untuk saleh secara digital itu perlu kembali pada tiga keunggulan media massa yakni akurasi, etika, dan dokumentasi. Untuk akurasi itu perlu sanad/narasumber, untuk etika itu perlu mantan/ konten berbasis kode etik (bukan sepihak/imbang), untuk dokumentasi itu perlu rawi/rujukan/referensi yang kredibel (legal)," katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: