DP Tinggi Hambat Penjualan Rumah

DP Tinggi Hambat Penjualan Rumah

Deretan Ruko di Surabaya Timur.-Boy Slamet-

BACA JUGA:Menanti JLLB Rampung untuk Perkuat Sektor Properti Surabaya Barat

“Kalau memiliki rumah, keluarga pasti bahagia. Dampaknya akan terasa pada ekonomi negara. Daripada properti Indonesia dikuasai asing. Sekarang banyak WNA yang membeli rumah di Indonesia dengan cara membangun perusahaan menggunakan nama WNI,” ungkapnya.

Menurut aturan negara, ia mengungkapkan, Warga Negara Asing (WNA) tidak bisa beli rumah di Indonesia. Hanya hak pakai selama 75 tahun. Perpanjangan 25 tahun. “Jadi, harus bisa ada gebrakan dari pemerintah. Rumah juga kebutuhan pokok manusia,” ucapnya.

Baginya, semua harga naik: BBM, dan bahan pokok. Sementara, gaji masyarakat Indonesia tidak terlalu besar. “Ditambah, mereka harus membayar DP yang cukup besar kalau mau beli rumah. Ya, mereka tidak bisa. Akhirnya, pada ngontrak atau sewa,” bebernya.


Perumahan Surabaya Timur yang sebagian sudah terisi penghuni.-Boy Slamet-

Belum lagi pembeli rumah akan dibebankan biaya kredit pemilikan rumah (KPR). Akhirnya, mereka akan terbebani dari semua biaya tersebut. “Jadi, cicilan bukan masalah bagi mereka. Terberatnya ini hanya DP,” tegasnya.

Apalagi, BI Rate saat ini diturunkan. Hal tersebut pastinya akan meringankan konsumen menengah ke bawah untuk membayar cicilan rumah. “Saya sih berharap, tahun ini akan banyak terobosan yang diberikan oleh pemerintah pusat,” katanya lagi.

Berdasar data BPS (lihat grafis), masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki rumah.


Grafis by Gusti--

(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: