Pierluigi Collina Usulkan Aturan Penalti Tanpa Rebound

Pierluigi Collina Usulkan Aturan Penalti Tanpa Rebound

Pierluigi Collina, ketua komite Wasit FIFA--Twitter Cooperativa@Cooperativa

HARIAN DISWAY - Pierluigi Collina, mantan wasit legendaris yang kini menjabat sebagai Ketua Komite Wasit FIFA, mengusulkan perubahan revolusioner dalam aturan penalti.

Ia mengusulkan agar penalti di waktu normal mengikuti format adu penalti: hanya satu kesempatan menendang tanpa rebound. Jika gagal, permainan langsung dilanjutkan dengan tendangan gawang.

Usulan ini diyakini akan menguntungkan para penjaga gawang dan mengurangi kekacauan di kotak penalti. Apakah perubahan ini akan diterapkan di masa depan?

Mantan wasit legendaris Pierluigi Collina mengusulkan perubahan besar pada sistem tendangan penalti, yang kemungkinan mendapat dukungan dari para penjaga gawang di seluruh dunia.

Sejak pensiun pada 2005, Collina tetap terlibat dalam sepak bola dan kini menjabat sebagai Ketua Komite Wasit FIFA.

BACA JUGA:Federasi Sepak Bola Oman Bela Wasit Ahmed Al Kaf, Kutuk Aksi Perundungan Warganet

BACA JUGA:Tiga Keputusan Kontroversial VAR Liga Italia: Como vs Juventus, Empoli vs AC Milan, dan Torino vs Genoa

Selama bertahun-tahun, ia mengawasi berbagai perubahan signifikan dalam regulasi permainan. Namun, menurutnya, masih ada satu aturan penalti yang perlu diperbaiki.

Inspirasi dari "Anti-Martinez"

Usulan ini muncul setelah aksi kontroversial kiper Argentina, Emiliano Martinez, di Piala Dunia 2022. Martinez sering mengganggu mental lawan sebelum tendangan penalti dilakukan, yang membuat FIFA akhirnya memperketat aturan.

Saat ini, kiper diwajibkan tetap berada di garis gawang dan memiliki setidaknya satu kaki di atas garis saat penalti dieksekusi. Namun, Collina menyoroti aspek lain, yakni keuntungan bagi penendang yang masih bisa mencetak gol dari bola rebound, kecuali dalam adu penalti.

Usulan Aturan "Satu Tembakan"

Dikutip dari La Repubblica, Collina mengusulkan agar aturan penalti di waktu normal mengikuti format adu penalti: hanya satu kesempatan menendang tanpa rebound. Jika gagal, permainan langsung dilanjutkan dengan tendangan gawang.

"Rata-rata, 75 persen penalti berbuah gol. Sering kali, penalti memberi peluang lebih besar dibandingkan peluang dari permainan terbuka," ujar Collina.

"Selain itu, penyerang masih diberi kesempatan memanfaatkan bola pantul dari kiper. Menurut saya, justru para kiper yang seharusnya mengeluh. Saya sudah membahas ini dalam diskusi dengan IFAB (Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional)," lanjutnya.

BACA JUGA:Prediksi Indonesia vs Arab Saudi: Eliano Reijnders-Ivar Jenner Starter?

BACA JUGA:Diskusi Bonek CMS: VAR Koreksi 182 Keputusan Wasit dalam 7 Pekan Liga 1

Collina menambahkan, perubahan ini juga akan mengurangi kekacauan di sekitar kotak penalti sebelum eksekusi dilakukan.

"Salah satu solusinya adalah aturan satu tembakan. Tidak ada rebound. Anda bisa mencetak gol atau permainan dilanjutkan dengan tendangan gawang, titik."

"Ini juga akan menghilangkan pemandangan para pemain berkerumun di kotak penalti sebelum penalti diambil. Situasi itu seperti kuda di gerbang awal sebelum Palio di Siena."

Perjalanan Karier Collina

Collina memulai kariernya sebagai wasit di Serie C1 pada 1988 dan dengan cepat naik ke level tertinggi. Ia memimpin 240 pertandingan Serie A, termasuk debutnya pada 15 Desember 1991 dalam laga Verona vs Ascoli.

Pertandingan terakhirnya terjadi pada Mei 2005, saat Fiorentina menang 3-0 atas Brescia di Stadio Franchi. Lahir di Bologna pada 1960, Collina akan genap berusia 65 tahun pada 13 Februari 2025.

BACA JUGA:Georgia Imbangi Ceko 1-1, Drama VAR warnai Volksparkstadion!

BACA JUGA:Pelatih Georgia Protes Gol Pertama Spanyol: Mending VAR Dihapus Saja!

Sebagai salah satu wasit terbaik sepanjang masa, Collina dipercaya memimpin berbagai final bergengsi, seperti final Liga Champions 1999 antara Manchester United dan Bayern Munich serta final Piala Dunia 2002 antara Brasil dan Jerman.

Selain itu, ia enam kali meraih penghargaan Wasit Terbaik Dunia versi IFFHS dan sejak 2017 menjabat sebagai Kepala Wasit UEFA. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Ketua Komite Wasit FIFA.

Dengan reputasi dan pengaruhnya yang besar, apakah usulan Collina tentang aturan penalti tanpa rebound akan diterapkan di masa depan?

(Bagus Aji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: