Perbankan Syariah Diprediksi Tumbuh pada 2025

Perbankan Syariah Diprediksi Tumbuh pada 2025

Salah satu sudur ruang kerja BSI.-Dokumen BSI -

BACA JUGA:Babak Baru Korupsi Kredit Macet Bank Mandiri, Tim SIRI Bekuk Buronan Bos PT SBA

Pada 2025, optimisme tersebut didukung oleh stabilitas ekonomi domestik dengan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,1 persen-5,2 persen. Sehingga berkontribusi pada daya beli masyarakat untuk keperluan ibadah. Sektor perbankan syariah pada tahun ini juga dapat mengoptimalkan peluang pengembangan layanan dengan lahirnya regulasi untuk mengembangkan usaha bullion (emas).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 17/2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion, sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang (UU) nomor 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK).

Pengamat Ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair) Rossanto Dwi Handoyo mengatakan, pertumbuhan bank syariah tersebut juga ditunjang dengan kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang terus meningkat tentang bank syariah. Termasuk keuntungan yang didapatkan masyarakat melalui bank syariah tersebut.


Bank Syariah Indonesia.-Dokumen BSI -

“Bukan hanya di sisi agama. Tetapi, masyarakat secara umum sudah memahami keuntungan dari produk dan jasa perbankan syariah ini. Tetapi, share-nya masih lebih kecil dari perbankan konvensional. Masih di bawah 5 persen,” katanya kepada Harian Disway, Minggu, 16 Februari 2025.

Ia meyakini bahwa perbankan syariah tersebut, perlahan tapi pasti, akan terus tumbuh ke depannya. Sebab, tidak hanya umat muslim yang menaruh uangnya di bank syariah. Tetapi, sudah berbagai kalangan. Termasuk juga orang-orang kalangan atas. 

“Bank syariah ini kan memiliki konsep bagi hasil. Secara umum, dana bagi hasil bank syariah itu lebih tinggi. Tetapi, tidak hanya itu. Layanan bank syariah juga sudah memadai. Seperti pembayaran digital yang sudah menggunakan QRIS. Jadi sudah beragam,” ucapnya.

Rossanto menilai, masyarakat juga sudah memahami pola bantuan permodalan dari bank syariah. Kemudahan yang didapat ketika mengajukan permodalan. “Kalau di bank syariah ada faktor risiko. Ketika risiko itu terjadi, bisa di-cover bersama. Kalau bank konvensional, risiko itu tanggung jawab penuh nasabah,” katanya.

Faktor itu yang membuat bank syariah sudah sama dengan perbankan konvensional lainnya. Layanannya termasuk mesin ATM yang sudah ada di mana-mana. Karena itu, ia meyakini bahwa bank syariah akan terus tumbuh setiap tahunnya.

“Saya sih memperkirakan pertumbuhan bank syariah tahun ini bisa di atas 7 persen dari tahun lalu. Sebab, kita optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Di sisi lain, masyarakat yang menggunakan produk jasa syariah juga meningkat,” katanya lagi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: