Siege X, Transformasi Terbesar Rainbow Six Siege Dirilis Maret 2025 di Tengah Krisis Ubisoft

Tom Clancy's Rainbow Siege akan mendapatkan update besar-besaran di tahun ini. --hdqwalls
HARIAN DISWAY - Ubisoft, pengembang game ternama asal Prancis, baru-baru ini mengumumkan transformasi besar untuk salah satu judul andalannya: Rainbow Six Siege.
Dalam acara tahunan Six Invitational 2025, perusahaan itu memperkenalkan Siege X. Sebuah evolusi signifikan yang dirancang untuk memperpanjang umur game itu hingga dekade berikutnya.
Transformasi itu mencakup peningkatan grafis dan audio, gameplay taktis yang lebih mendalam, serta berbagai cara bermain baru yang akan diumumkan secara lengkap pada 13 Maret mendatang.
Sejak diluncurkan pada Desember 2015, Rainbow Six Siege mengalami awal yang kurang mulus.
Namun, melalui serangkaian pembaruan dan perbaikan, game itu berhasil membalikkan keadaan. Hingga menjadi salah satu game multiplayer kompetitif yang paling dihormati.
BACA JUGA:Astro Bot Tambah 5 Level Baru, Tantangan Makin Sulit
BACA JUGA:Assassin's Creed Shadows: Harapan Baru Ubisoft di Tengah Kontroversi
Ditengah krisis Ubisoft siap mengembalikan keadaan dengan pembaruan besar-besaran di Tom Clancy's Rainbow Siege. --microsoft
Transformasi Siege X itu bukanlah sebuah sekuel. Melainkan pembaruan besar yang bertujuan untuk menjaga relevansi dan daya saing game di industri yang terus berkembang.
Selain Rainbow Six Siege, Ubisoft juga tengah mempersiapkan peluncuran Assassin's Creed Shadows, seri terbaru dari franchise Assassin's Creed.
Game tersebut dijadwalkan rilis pada 20 Maret 2025, setelah mengalami beberapa kali penundaan.
Berlatar Jepang feodal, pemain akan mengikuti kisah seorang shinobi dan samurai dalam petualangan yang mendalam.
Meskipun menghadapi kritik terkait representasi budaya, Ubisoft melaporkan bahwa pre order untuk game itu menunjukkan angka yang menjanjikan.
Sebanding dengan judul sukses sebelumnya. Seperti Assassin's Creed Odyssey dan Valhalla.
BACA JUGA:Take-Two Hadapi Tantangan Rilis Game GTA 6 dan Borderland 4 Pada 2025
BACA JUGA:One Piece: Pirate Warriors 4 Berlayar ke Konsol Next-Gen
Lewat Assassins Creed Shadow harapan Ubisoft untuk kembali melenting. --instantgaming
Namun, di balik pengumuman besar itu, Ubisoft menghadapi tantangan finansial yang signifikan.
Laporan keuangan terbaru menunjukkan penurunan sebesar 52 persen dalam pemesanan bersih kuartal ketiga, mencapai 301,8 juta euro. Penurunan itu sejalan dengan panduan yang telah direvisi sebelumnya.
Meskipun demikian, perusahaan tetap optimis dengan target finansial untuk tahun fiskal 2024-2025, mengharapkan pemesanan bersih sekitar 1,9 miliar euro dan pendapatan operasional non-IFRS yang seimbang.
Ubisoft juga berencana mengurangi biaya tetap lebih dari 200 juta euro pada tahun fiskal tersebut. Melampaui jadwal yang ditetapkan.
Sebagai bagian dari restrukturisasi, Ubisoft mengumumkan penutupan situsnya di Leamington, Inggris. Serta restrukturisasi di beberapa lokasi lain. Seperti Düsseldorf, Stockholm, dan Reflections, yang berdampak pada nasib sekitar 185 karyawan.
BACA JUGA:Kingdom Come: Deliverance 2, Evolusi Game jadi Lebih Realistis
BACA JUGA:Assassin's Creed Shadows, Antara Kontroversi dan Masa Depan Ubisoft
Langkah itu diambil sebagai upaya untuk memprioritaskan proyek dan mengurangi biaya, guna mencapai stabilitas jangka panjang di tengah penundaan dan kinerja yang kurang memuaskan dari beberapa judul utama.
Dengan peluncuran Siege X dan Assassin's Creed Shadows, Ubisoft berharap dapat membalikkan tren penurunan dan memperkuat posisinya di industri game.
Transformasi besar pada Rainbow Six Siege diharapkan dapat menarik kembali pemain lama dan menarik minat pemain baru.
Sementara Assassin's Creed Shadows diharapkan menjadi penjualan utama yang dapat mendongkrak pendapatan perusahaan.
Namun, dengan tantangan finansial dan restrukturisasi yang sedang berlangsung, !pakah strategi itu akan berhasil membawa Ubisoft kembali ke jalur yang diinginkan? Waktu yang akan membuktikan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: