Hamas-Israel Capai Kesepakatan Lagi, 6 Sandera Dibebaskan, 4 Jenazah Dipulangkan

Hamas-Israel Capai Kesepakatan Lagi, 6 Sandera Dibebaskan, 4 Jenazah Dipulangkan

Warga Palestina berjalan melewati tenda-tenda yang berjejer di jalanan di tengah reruntuhan bangunan yang hancur di Jabalia, di Jalur Gaza utara pada tanggal 18 Februari 2025, ketika orang-orang kembali ke bagian utara Gaza selama kesepakatan gencatan sen--Omar AL-QATTAA / AFP

HARIAN DISWAY - Hamas dan Israel mengumumkan kesepakatan baru pada Selasa, 18 Februari 2025.

Yakni untuk membebaskan 6 sandera yang masih hidup dari Gaza serta mengembalikan 4 jenazah. Termasuk 2 anak laki-laki yang dianggap sebagai simbol nasional di Israel.

Sebanyak 33 sandera Israel dijadwalkan dibebaskan dalam tahap pertama gencatan senjata di Gaza yang dimulai bulan lalu. Dengan 19 di antaranya telah dibebaskan.

Sebagai imbalannya lebih dari 1.100 tahanan Palestina dikembalikan oleh Israel. 

BACA JUGA:Hamas Serahkan Tiga Sandera Israel, Israel akan Bebaskan 369 Tahanan Palestina

Dari 14 sandera yang tersisa, Israel mengkonfirmasi delapan di antaranya telah meninggal dunia.

Dilansir Agence France-Presse, Kepala Negosiator Hamas Khalil al-Hayya menegaskan kelompoknya membebaskan 6 tahanan Israel yang masih hidup itu pada Sabtu, 22 Februari, sesuai kesepakatan tahap pertama. "Selain itu, 4 jenazah akan diserahkan pada Kamis," jelasnya.

BACA JUGA:Vatikan Beri Pernyataan Tegas: Orang Palestina Tetap di Palestina!

Jenazah yang akan diserahkan pada Kamis tersebut merupakan yang pertama dikembalikan Hamas sejak perang pecah. 

Kelompok kampanye Israel, Hostages and Missing Families Forum, menyambut baik kabar tersebut dan merilis daftar 6 sandera yang dijadwalkan dibebaskan pada Sabtu, yaitu Eliya Cohen, Tal Shoham, Omer Shem Tov, Omer Wenkert, Hisham Al-Sayed, dan Avera Mengistu.

Sedangkan, 5 warga Thailand yang ditahan di Gaza sejak serangan Oktober 2023 juga telah dibebaskan di luar kesepakatan gencatan senjata.

BACA JUGA:Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Konflik Palestina-Israel

Gencatan senjata masih bertahan meskipun kedua pihak saling menuduh melakukan pelanggaran. 

Situasi semakin tegang akibat rencana kontroversial Presiden AS Donald Trump yang ingin mengambil alih Gaza dan merelokasi penduduknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: