UEFA Larang Bayern Munich Pakai Seragam Kandang di Liga Champions, Ini Alasannya!

UEFA Larang Bayern Munich Pakai Seragam Kandang di Liga Champions, Ini Alasannya!

Inilah jersey kandang Bayern Munich yang dilarang UEFA untuk dikenakan saat kompetisi liga Champions 2024-25--Twitter FC Bayern Munchen @FC_Bayern

HARIAN DISWAY - Bayern Munich dilarang mengenakan seragam kandang mereka di Liga Champions musim ini karena masalah desain. UEFA menilai nomor punggung berwarna gelap pada jersey merah Bayern tidak cukup kontras, sehingga mengganggu visibilitas wasit dan penonton.

Akibatnya, raksasa Bundesliga itu harus mengenakan seragam tandang hitam atau seragam ketiga berwarna krem dalam pertandingan Eropa mereka.

Meski tetap diizinkan memakai jersey kandang di Bundesliga, larangan ini menambah tantangan bagi Bayern yang tengah berjuang mempertahankan performa mereka di kompetisi elit Eropa.

UEFA melarang Bayern Munich mengenakan seragam kandang mereka di Liga Champions musim ini karena masalah desain. Warna merah dengan nomor punggung berwarna gelap dianggap mengganggu visibilitas wasit dan penonton. Kombinasi warna ini menjadi alasan utama larangan tersebut.

BACA JUGA:Bayern vs Celtic 1-1: Alphonso Davies Selamatkan Die Roten

BACA JUGA:Bayer Leverkusen vs Bayern Munchen: Xabi Alonso Cetak Rekor yang Bikin Gregetan Bayern

Raksasa Bundesliga Jerman itu berhasil melaju ke babak 16 besar setelah mengalahkan Celtic dengan agregat 3-2. Bayern bermain imbang 1-1 pada Selasa, 18 Februari, setelah sebelumnya menang 2-1 di Celtic Park pada pekan sebelumnya.

Celtic mengenakan jersey ikonik mereka yang berwarna hijau dan putih, sementara Bayern Munich identik dengan warna merah. Namun, musim ini, jersey kandang Bayern juga menampilkan aksen hitam.

Meskipun tidak ada bentrokan warna antara kedua tim, UEFA hanya mengizinkan satu seragam kandang untuk digunakan dalam pertandingan Liga Champions.

Menurut laporan media Jerman BILD, UEFA telah melarang Bayern Munich mengenakan seragam kandang mereka musim ini. Hal ini disebabkan oleh nomor punggung yang berwarna gelap, yang dinilai tidak memberikan kontras yang cukup bagi wasit dan penonton.

Bayern Munich diizinkan kembali mengenakan seragam kandang merah mereka di Liga Champions, tetapi hanya jika mereka mengganti warna huruf dan nomor punggung menjadi putih.

Akibatnya, tim asuhan Vincent Kompany lebih sering mengenakan seragam tandang berwarna hitam atau seragam ketiga berwarna krem selama pertandingan Liga Champions musim ini.

BACA JUGA:Celtic vs Bayern 2-1: Olise-Kane Amankan Satu Kaki Die Roten di 16 Besar

BACA JUGA:Bayern vs Bremen 3-0: Harry Kane Cetak Dua Gol, Dominasi FC Hollywood Tak Terhenti

Saat bertandang ke Celtic Park, Bayern menggunakan seragam tandang mereka. Sementara itu, dalam pertandingan kandang pada Selasa, 18 Februari 2025, mereka mengenakan seragam ketiga.

Dengan demikian, terjawab sudah mengapa di Liga Champions 2024/25 kita tidak melihat Bayern Munich memakai jersey kandang merah mereka. Namun, di Bundesliga, seragam kandang tersebut masih diperbolehkan.

Bayern Munich mengalami kesulitan di Liga Champions musim ini. Meskipun berhasil lolos ke babak 16 besar, mereka tetap dalam situasi yang tidak menentu.

Pada fase penyisihan grup, Bayern hanya memenangkan lima dari delapan pertandingan. Mereka kalah dalam tiga laga melawan Aston Villa, Barcelona, dan Feyenoord, sehingga hanya mengoleksi 15 poin. Bayern finis di posisi ke-12, yang membuat mereka harus menjalani babak play-off dua leg untuk memperebutkan satu tempat di babak 16 besar.

BACA JUGA:Bayern vs Holstein Kiel 4-3: Brace Harry Kane pun Tak Puaskan Vincent Kompany

BACA JUGA:Manchester City Hindari Malapetaka di Liga Champions, Real Madrid atau Bayern Munich Menanti

Setelah memastikan kemenangan agregat 3-2 atas wakil Skotlandia, Celtic, kini "FC Hollywood" harus menunggu hasil undian untuk mengetahui lawan mereka selanjutnya.

Di babak 16 besar, Bayern Munich kemungkinan akan menghadapi sesama tim Bundesliga, Bayer Leverkusen, atau wakil La Liga, Atletico Madrid.

(Bagus Aji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: