Masjid Ikon Surabaya (3): Pasar Rakyat Jambangan Surga Takjil Al Akbar

Suasana Pasar Rakyat Jambangan di utara Masjid Nasional Al Akbar.-Agustinus Fransisco-Harian Disway
Perekonomian di sekitar Masjid Al Akbar makin bergeliat selama Ramadan. Pasar Rakyat Jambangan di seberang masjid menjadi pusat aktivitas ekonomi. Di sanalah surga ”takjil” paling lengkap di Surabaya.
MATAHARI mulai condong ke barat, meninggalkan jejak cahaya lembut yang menyelimuti kawasan Masjid Al Akbar Surabaya, Minggu, 2 Maret 2025. Di sekitar masjid megah itu, nadi perekonomian dan kebersamaan masyarakat berdenyut lebih kencang daripada biasanya.
Pusat aktivitas itu adalah Pasar Rakyat Jambangan, tempat sederhana yang menjadi magnet bagi ribuan jamaah yang datang untuk menunaikan ibadah puasa. Hiruk-pikuk sudah terdengar sejak sore, setelah salat Asar.
Menjelang waktu berbuka puasa, suasana di sekitar Masjid Al Akbar makin padat. Dari kejauhan, suara tawa anak-anak, percakapan riuh para pedagang, hingga aroma harum makanan tradisional memenuhi udara.
Pasar Rakyat Jambangan terletak di sisi utara Masjid Al Akbar. Lokasinya menjadi destinasi favorit bagi jamaah yang ingin berburu takjil dan makanan ringan untuk berbuka puasa. Aroma kolak pisang, es buah segar, gorengan renyah, dan aneka kue tradisional langsung menyergap indra penciuman.
BACA JUGA:Masjid Ikon Surabaya (1): Pesona Arsitektur Al Akbar Menyambut Ramadan
BACA JUGA:Masjid Ikon Surabaya (2): Laser dan 999 Lampion Al Akbar Hadir Sepanjang Ramadan
”Cari takjil apa saja ada di Pasar Rakyat Jambangan,” ujar Helmy M. Noor, humas Masjid Al Akbar Surabaya, dengan senyum ramah. Suaranya tenggelam dalam gelombang suara tawar-menawar yang jadi simfoni unik para pemburu takjil.
Di kanan-kiri jalan, deretan pedagang berjejer rapi. Ada yang menjajakan es teh manis dingin, ada pula yang menawarkan gorengan panas yang baru saja diangkat dari wajan.
Para pedagang tampak antusias, berteriak lantang untuk menarik perhatian pembeli. ”Es kelapa muda, segarrr!” teriak salah seorang penjual, sementara di sebelahnya, seorang ibu sibuk mengaduk kolak pisang yang masih mendidih.
Di tengah keramaian, ibu-ibu dengan keranjang di tangan tampak asyik memilih-milih makanan. Mereka berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang apa yang akan dibeli. ”Kita beli es buah dulu, ya? Biar adem,” kata seorang ibu kepada putrinyi.
Di sudut lain, seorang bapak menggendong anaknya sambil mengawasi istrinya yang sedang memilih menu berbuka. Tawa anak-anak yang riang menambah keceriaan suasana.
BACA JUGA:Stok Beras Nasional 1,95 Juta Ton, Bulog Pastikan Aman Saat Ramadan Dan Idul Fitri
BACA JUGA:Simak Jadwal Libur Sekolah Awal Ramadan dan Lebaran 2025!
Ada kehangatan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata di pasar itu. Jamaah dari berbagai latar belakang berkumpul tanpa sekat. Ada yang mengenakan busana khas muslim seperti gamis dan hijab, ada pula yang tampil kasual. Semua tampak bersemangat, saling bertegur sapa, dan mempersiapkan diri untuk momen berbuka yang dinanti-nantikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: