Ketidakpastian Dunia dan Isinya: Perspektif Filsafat Agama

Ketidakpastian Dunia dan Isinya: Perspektif Filsafat Agama

ILUSTRASI Ketidakpastian Dunia dan Isinya: Perspektif Filsafat Agama.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Sebaliknya, manusia hanya memiliki hak guna atau hak pakai dalam kehidupan. Kesadaran macam itu mengajarkan agar seseorang tidak sampai terlena dengan mengejar dunia membabi buta sampai lupa kewajiban utamanya, yakni beribadah kepada Tuhan. 

Merugilah seseorang yang dikendalikan dunia. Sebab, hal demikian tidak akan membuatnya bahagia secara hakiki. 

Sebaliknya, beruntunglah seseorang yang dapat mengendalikan dunia sehingga urusan dengan Tuhan dan kelangsungan hidupnya tidak terabaikan. Itulah yang dalam filsafat agama disebut manusia yang cerdas dan bijaksana.

IBRAH

Menyikapi ketidakpastian dunia dan isinya, baik secara global maupun lokal, perlu dilakukan refleksi transendental Ilahi kepada Zat Yang Maha Pasti dan Maha Segalanya di tengah keterbatasan manusia. 

Dengan demikian, sesibuk apa pun dan sehebat apa pun, manusia tidak sampai lupa akan adanya kepastian yang datang dari Dzat Yang Maha Pasti. Manusia pun seharusnya menyiapkan datangnya kepastian tersebut dengan sebaik-baiknya. 

Pasalnya, ketika telah kembali kepada Ilahi, berikutnya adalah pertanggungjawaban seluruh amal perbuatan yang telah dijalani semasa hidupnya. 

Amal baik akan mendapat balasan kebaikan dan amal buruk juga akan mendapat balasan keburukan. (*)


*) Muhammad Turhan Yani adalah guru besar Fisipol Universitas Negeri Surabaya, ketua Komisi Pendidikan MUI Jawa Timur, dan ketua Lakpesdam NU Jawa Timur.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: