Ramadan dan Sleep Paralysis: Kenapa Mitos Ketindihan Sering Dikaitkan dengan Puasa?

Mengurangi stres dengan relaksasi sebelum tidur dapat membantu mencegah pengalaman menakutkan seperti ketindihan. --Pinterest
Mengurangi stres dan kecemasan: Melakukan relaksasi sebelum tidur, seperti membaca Al-Qur’an atau berzikir, dapat membantu menenangkan pikiran. Hindari terlalu banyak berpikir atau menonton konten yang memicu kecemasan sebelum tidur.
Mengatur pola makan dan hidrasi:Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum cukup air saat berbuka dan sahur. Konsumsi makanan bergizi agar tubuh tetap memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas.
BACA JUGA: 10 Manfaat Salat Tahajud di Bulan Ramadan
Memperbaiki posisi tidur: Tidur dalam posisi miring ke kanan bisa membantu mengurangi risiko sleep paralysis. Gunakan bantal yang nyaman untuk menjaga posisi kepala dan leher tetap stabil.
Menghindari konsumsi kafein sebelum tidur: Kopi atau teh bisa mengganggu tidur jika dikonsumsi terlalu dekat dengan waktu istirahat.
Sleep paralysis selama Ramadan sering kali dikaitkan dengan mitos ketindihan yang dipercaya sebagai gangguan makhluk halus.
Padahal, penjelasan ilmiah menunjukkan bahwa perubahan pola tidur, stres, dan kelelahan akibat puasa lebih berperan dalam memicu fenomena ini.
Meskipun pengalaman sleep paralysis bisa terasa menakutkan, memahami penyebabnya dapat membantu mengurangi rasa takut.
Dengan menjaga pola tidur yang baik, mengelola stres, serta memastikan tubuh tetap terhidrasi dan mendapatkan nutrisi yang cukup, seseorang bisa mengurangi risiko mengalami sleep paralysis.
BACA JUGA: 6 Rekomendasi Aplikasi yang Dapat Membantu Puasa Ramadan Anda Menjadi Lebih Baik
Jadi, jika mengalami ketindihan saat Ramadan, tak perlu panik atau berpikir yang aneh-aneh—mungkin tubuh hanya butuh istirahat yang lebih baik. (*)
*) Pingki Maharani, mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: