PT Jaya Garment Sukses Makmur, Kiat Bertahan Hingga Sukses

Produk PT Jaya Garment Sukses Makmur. Bahkan saat pandemi pun, perusahaan itu tetap mampu menghasilkan produk dan mampu bangkit.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY
Sekitar 1987, PT JGSM memutuskan untuk membuka pabrik untuk memproduksi baju sendiri. Pabrik itu berlokasi di Pasuruan. Barulah brand Walrus hadir dua tahun kemudian.
BACA JUGA:PT Alfa Viktori Familia, Kisah Panjang Raih Kesuksesan
Sejak saat itu, Jap Soegiono bekerja keras untuk mengenalkan brand Walrus ke masyarakat Surabaya. Namun, baru pada 1995 brand Walrus bisa masuk ke pasar nasional.
Hingga setahun kemudian, brand itu bisa menembus pasar ekspor. PT JGSM bisa ekspor ke beberapa negara di Timur Tengah.
Lalu pada 1999, perusahaan tersebut mulai dilirik beberapa brand ternama saat itu. Seperti Nevada, American Jeans, dan Details Product.
“Setelah era 2000-an, barulah perusahaan kami fokus mengembangkan Walrus. Kami sejak itu sudah menyasar segmen anak muda. Khususnya laki-laki. Tapi saat itu hanya terfokus pada baju dan pakaian dalam saja,” ungkapnya.
Saat pandemi itulah Walrus mencoba melebarkan sayap. Tidak hanya menjual baju saja. Tetapi menjual bermacam produk. Seperti topi, celana, sepatu dan tas. Termasuk koper pun mereka buat. “Pokoknya kami buat dari ujung kepala sampai ujung kaki,” ungkapnya, kemudian tersenyum.
Bahkan pada 2020, saat pandemi melanda, mereka juga coba melayani pemesanan produk dari beberapa instansi pemerintahan. Seperti TNI dan Polri. Pun, melayani beberapa pesanan pembuatan seragam salah satu brand makanan ternama di Tanah Air.
Robert Jayaputra berbincang dengan stafnya di PT Jaya Garment Sukses Makmur.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY
Perusahaan itu pun terus tumbuh setiap tahunnya. Saat ini, perusahaan itu sudah mempekerjakan banyak karyawan. "Khusus penjahit baju saja ada sekitar 200 penjahit profesional. Dalam sebulan, produksi bisa mencapai 100 ribu pcs baju,” ungkapnya.
Ia menyebut saat ini kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Bahkan ia mendengar bahwa ada salah satu pabrik retail yang akhirnya harus gulung tikar.
Namun, ia yakin bisnis retail masih akan tetap bertahan. Karena semua masyarakat masih membutuhkan pakaian.
BACA JUGA:ICAS 13 Heritage Walk: Lorong Waktu Jejak Rempah Kota Lama Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway