Mengapa Rasa Sering Puas Tetap Muncul meski Kebutuhan Sudah Terpenuhi?

Mengapa Rasa Sering Puas Tetap Muncul meski Kebutuhan Sudah Terpenuhi?

Seseorang cenderung merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki dan ingin terus memiliki hal baru. -Business Insider -Pinterest

HARIAN DISWAY - Banyak orang merasa tidak puas dengan hidupnya meskipun telah memiliki lebih dari yang dibutuhkan, mulai dari kebutuhan dasar seperti makan, tempat tinggal, dan pekerjaan juga sudah terpenuhi.

Rasa tidak puas ini muncul bukan karena kekurangan, melainkan karena faktor lain yang bersifat psikologis dan sosial. Salah satu penyebab utamanya adalah standar hidup yang terus berubah.

Apa yang dulu dianggap cukup, kini tidak lagi memenuhi harapan banyak orang. Standar tersebut sering dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, media, dan perkembangan zaman yang menuntut seseorang untuk terus mengikuti perubahan yang ada.

BACA JUGA: Frugal Living, Gaya Hidup Hemat atau Pelit?

Media sosial juga berperan dalam membentuk perasaan tidak puas tersebut. Ketika seseorang melihat pencapaian orang lain yang ditampilkan secara terbuka, secara tidak langsung ia mulai membandingkan diri.

Perbandingan ini menimbulkan persepsi bahwa apa yang dimiliki belum memadai, meskipun kenyataannya sudah mencukupi. Budaya konsumsi yang berkembang turut mendorong munculnya keinginan yang berlebihan.

Iklan dan promosi di media soial menawarkan berbagai produk dengan narasi bahwa kebahagiaan bisa dicapai melalui pembelian barang tertentu. Pola ini menyebabkan orang merasa harus terus memiliki sesuatu yang baru agar merasa puas.

BACA JUGA: 5 Rekomendasi Buku Motivasi yang Bisa Mengubah Cara Pandang Hidup

Selain itu, manusia memiliki kecenderungan alami untuk cepat merasa bosan terhadap hal yang sudah dimiliki. Setelah suatu keinginan terpenuhi, muncul keinginan baru yang dianggap lebih baik.

Hal ini dikenal sebagai adaptasi terhadap kepuasan, di mana perasaan senang tidak bertahan lama setelah sesuatu diperoleh. Faktor lainnya adalah kurangnya refleksi terhadap apa yang sebenarnya dibutuhkan.

Terkadang, refleksi diri perlu dilakukan agar kita tidak selalu merasa kurang atas segala sesuatu yang dimiliki. -Javid Abbasov-Pinterest

Banyak orang menjalani hidup tanpa mempertanyakan apakah yang dikejar benar-benar penting. Akibatnya, muncul kesenjangan antara apa yang dimiliki dan apa yang diharapkan hingga menimbulkan rasa tidak puas secara terus-menerus.

BACA JUGA: Dari Hustle ke Soft Living, Transformasi Gaya Hidup Gen Z

Tidak adanya rasa puas juga berkaitan dengan pandangan terhadap kesuksesan. Ketika keberhasilan hanya diukur dari hal-hal yang terlihat, seperti kekayaan atau prestasi, maka aspek lain yang lebih mendasar sering diabaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: