Paus Fransiskus: Perjuangan Sembuhkan Luka Lama Gereja

PAUS FRANSISKUS memimpin Gereja Katolik yang punya sejarah kelam. Ia dinilai membuat sejumlah terobosan untuk menyelesaikan problem masa silam gereja.-AGENCE FRANCE-PRESSE-
BACA JUGA:Jokowi Transit di Qatar Menuju Vatikan, Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
BACA JUGA:Indonesia Kirim 4 Utusan untuk Hadiri Proses Pemakaman Paus Fransiskus, Salah Satunya Jokowi
“Kantor-kantor keuskupan mungkin telah menghancurkan dokumen-dokumen kasus pelecehan,” ungkap Kardinal Jerman Reinhard Marx, penasihat dekat Paus. Paus Fransiskus merespons dengan menyerukan perang habis-habisan terhadap pelecehan, menyamakannya dengan pengorbanan manusia.
Pada Desember 2019, Fransiskus membuka akses arsip pengadilan internal Gereja kepada pengadilan sipil. Korban kini bisa mengakses dokumen dan putusan yang terkait kasus mereka.
Tahun yang sama, ia mengeluarkan dekrit yang mewajibkan semua pihak di lingkungan gereja untuk melaporkan dugaan pelecehan. Pada 2021, hukum pidana Vatikan direvisi untuk pertama kalinya dalam hampir 40 tahun. Hukum itu kini secara eksplisit mencantumkan pelecehan terhadap anak dan penyandang disabilitas.
Namun, para penyintas menilai langkah tersebut masih setengah hati. Laporan ke otoritas sipil masih tidak diwajibkan. Dan pengakuan dalam ruang pengakuan dosa tetap dilindungi sebagai rahasia suci.
PENAMPILAN PAUS FRANSISKUS untuk kali terakhir di depan publik, Minggu, 20 April 2025.-TIZIANA FABI-AFP-
“Secara struktural, semua elemen penutup-nutupan masih ada. Masih ada kurang transparansi, tidak ada pengawasan eksternal, dan tidak ada sanksi yang tegas,” kritik Anne Barrett Doyle, aktivis reformasi Gereja.
Dalam kunjungan ke berbagai negara, dari Kanada hingga Belgia, Paus Fransiskus kerap bertemu penyintas dan mengungkapkan permintaan maaf. Namun, ia juga dikritik karena tak menemui penulis laporan skandal pelecehan Gereja di Prancis, serta mengimbau kehati-hatian terhadap angka 330.000 korban selama 70 tahun yang terungkap dalam laporan itu.
Kasus Marko Rupnik, seniman mosaik asal Slovenia yang dituduh melecehkan komunitas biarawati pada 1990-an, juga menjadi noda tersendiri. Paus baru mengambil tindakan pada 2023 dengan mencabut masa kedaluwarsa agar kasus tersebut dapat diselidiki.
Dua belas tahun setelah ia terpilih, warisan Paus Fransiskus dalam isu itu tetap bersayap dua: terobosan dan keraguan. Ia telah membuka pintu, tetapi banyak yang masih menanti Gereja benar-benar berani masuk ke ruang paling gelap dan menyalakan cahaya keadilan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: