Paus Fransiskus: Perjuangan Sembuhkan Luka Lama Gereja

PAUS FRANSISKUS memimpin Gereja Katolik yang punya sejarah kelam. Ia dinilai membuat sejumlah terobosan untuk menyelesaikan problem masa silam gereja.-AGENCE FRANCE-PRESSE-
Ketika Jorge Mario Bergoglio terpilih sebagai Paus Fransiskus pada tahun 2013, Gereja Katolik tengah berada dalam badai skandal yang mengguncang fondasi moral institusi suci itu. Ada isu pelecehan seksual terhadap anak oleh para imam, serta upaya sistematis menutupinya selama puluhan tahun.
DUA belas tahun berselang, sang Paus asal Argentina itu telah menjadi simbol reformasi. Ia disebut menjungkirbalikkan kebekuan struktur Vatikan dan membuka lembaran baru dalam penanganan kekerasan seksual dalam Gereja.
Namun di balik sederet langkah monumental, suara para penyintas tetap menggaung: belum cukup.
Pada Desember 2014, Paus Fransiskus membentuk komisi internasional perlindungan anak. Itu adalah terobosan yang disambut dengan harapan. Namun, sejak awal, komisi tersebut dilanda kontroversi.
BACA JUGA:Kardinal Suharyo Siapkan Diri untuk Konklaf, Tak Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
BACA JUGA:Paus Fransiskus Dimakamkan Besok, Apa Saja Persiapannya?
Dua anggota dari kalangan penyintas mengundurkan diri pada 2017. Salah satunya, Marie Collins. Perempuan tersebut diperkosa oleh seorang imam saat ia berusia 13 tahun di Irlandia. Collins menyebut kurangnya kerja sama dari pejabat Vatikan sebagai hal yang memalukan.
Pada Maret 2023, Hans Zollner, satu-satunya anggota pendiri yang tersisa, juga mengundurkan diri. Imam Jesuit ternama asal Jerman itu menyuarakan keprihatinan atas kurangnya tanggung jawab, kepatuhan, akuntabilitas, dan transparansi di lingkup gereja.
Salah satu momen yang mengubah arah kepemimpinan Paus Fransiskus terjadi di Cile pada Januari 2018. Di tengah kemarahan publik akibat kasus pedofilia, sang Paus justru membela seorang uskup yang dituduh menutupi kejahatan seorang imam lansia.
Namun tekanan bertubi-tubi membuat Fransiskus berbalik arah. Ia mengakui telah melakukan kesalahan besar. Itulah pengakuan pertama dari seorang Paus terkait kasus ini. Ia memanggil seluruh uskup Cile ke Vatikan. Hasilnya, semua mengajukan pengunduran diri.
PAUS FRANSISKUS ketika mengadakan misa di Edmonton, Kanada, 26 Juli 2022. Di negeri itu, Paus mengadakan pertemuan dengan warga asli Kanada yang punya masa lalu kelam dengan institusi Gereja.-COLE BURSTON VIA AFP-
Pada Februari 2019, Vatikan menjatuhkan sanksi tertinggi kepada Theodore McCarrick, eks kardinal asal AS, yang dinyatakan bersalah telah melecehkan seorang remaja pada 1970-an. McCarrick juga dikenal kerap melakukan hubungan seksual dengan para seminaris dewasa.
Setahun sebelumnya, Duta Besar Vatikan untuk AS saat itu, Carlo Maria Vigano, menuduh Paus Fransiskus mengabaikan laporan-laporan soal McCarrick selama bertahun-tahun. Meski demikian, laporan resmi Vatikan pada 2020 justru menunjukkan bahwa Paus Yohanes Paulus II lah yang mengabaikan saran agar McCarrick tidak dipromosikan. Sementara Paus Fransiskus dibebaskan dari tuduhan.
Paus lalu menggelar pertemuan puncak selama empat hari pada Februari 2019. Ia mengundang 114 pimpinan konferensi uskup dari seluruh dunia. Pertemuan itu menyuguhkan kesaksian menggugah dari para penyintas serta pengakuan pahit dari para pejabat gereja sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: