Diskusi Publik ARTJOG 2025, Begini Pentingnya Peranan Seni Instalasi untuk Kenang Sejarah Indonesia

Diskusi Publik ARTJOG 2025, Begini Pentingnya Peranan Seni Instalasi untuk Kenang Sejarah Indonesia

Acara diskusi publik ARTJOG 2025, begini pentingnya peranan seni instalasi untuk kenang sejarah Indonesia. - Ilmi Bening - Harian Disway

HARIAN DISWAY - Sudah lebih dari sepuluh hari berlangsungnya pameran seni instalasi ARTJOG 2025. Kali ini, ARTJOG 2025 mengadakan diskusi publik dengan masyarakat umum di Surabaya.

Acara diskusi publik berlangsung pada 28 April 2025 pukul 15.00-17.00 WIB dengan tema 'After Voices: Sejarah, Ruang Sosial, dan Kerumunan'. Para pesertanya terdiri atas pelajar, pencinta seni dan sejarah, serta seorang wisatawan mancanegara dari Prancis.

Acara diskusi publik itu juga menghadirkan pembicara Ady Setiawan dari komunitas sejarah Roodebrug Soerabaia, Dosen Fakultas Ilmu dan Budaya Universitas Airlangga Edi Dwi Rianto, serta moderator Shafira Audina. Lokasi diskusi publik ARTJOG 2025 berada di Pasar Tunjungan Surabaya lantai 3.

Diskusi publik itu bertujuan untuk mengulas tentang seni ARTJOG 2025 menyimpan kenangan tentang sejarah Indonesia. Jadi, objek seni pada ARTJOG 2025 tak hanya sekedar benda yang mengandung nilai estetika yang hanya bisa dinikmati keindahannya saja. 

BACA JUGA:Jejak Heroik Rakyat Surabaya di Hotel Yamato Menjelma Menjadi Bendera Biru di ARTJOG 2025

BACA JUGA:Mitologi Jawa Buta Kala dan Patung Macan dalam Seni Kontemporer ARTJOG 2025


Acara diskusi publik ARTJOG 2025 dihadiri pembicara Edi Dwi Rianto dosen Fakultas Ilmu dan Budaya Universitas Airlangga dan Ady Setiawan dari komunitas sejarah Roodebrug Soerabaia. - Ilmi Bening - Harian Disway

"Peran seni itu salah satunya menjadi kenangan lestari. Seperti tema yang diangkat mas Jompet ini kan motif amalan. Jadi, amalannya mas Jompet membantu kita memberi alat-alat untuk mengingat sejarah," jelas Edi Dwi Rianto.

Menurut Edi Dwi Rianto, seni mempengaruhi ruang memori seseorang terkait sesuatu yang harus diingat atau dilupakan. Beberapa objek seni hasil karya Jompet Kuswidananto tersebut mengajak seseorang untuk mengingat kenangan sejarah istimewa yang berkaitan dengan kepadatan orang. Tentunya, banyak orang yang berusaha memperjuangkan ruang untuk negara dan kemerdekaan. 

"Seni juga mengajak kita untuk tidak melupakan momen-momen itu. Seni itu menyentuh emosi dan nilai-nilai pada kedekatan pribadi," tuturnya.

Sebagai pengunjung ARTJOG 2025 di Tunjungan Surabaya, tentu akan merasakan emosi yang mendalam tentang kehidupan masyarakat Indonesia di zaman sebelum Reformasi. Banyak pelajar dan masyarakat umum yang berdemonstrasi untuk menuntut lengsernya Presiden Soeharto. Memori sejarah itu tersimpan dalam bendera pada objek seni ARTJOG 2025. 

BACA JUGA:Mengulas Kembali Kebebasan Pers di Masa Orde Baru sebelum Reformasi Lewat Ekspresi Seni ARTJOG 2025

BACA JUGA:ARTJOG 2025, Dentuman Suara Simbol Demokrasi Pasca Reformasi

"Kamilah pelajar merdeka. Senjatanya massa rakyat merdeka. Dengan diskusi dan massa aksi sampai rakyat pun menang. Bendera merah dikibarkan. Tanda mulai pembebasan. Dengan diskusi dan massa aksi. Sampai rakyat pun menang," itulah yang terdapat dalam bendera pada objek seni di ARTJOG 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: